tag:blogger.com,1999:blog-40118918178508517342024-03-13T08:50:13.684-07:00arsitek lingkunganmochamad taswidhttp://www.blogger.com/profile/15755625743054134880noreply@blogger.comBlogger19125tag:blogger.com,1999:blog-4011891817850851734.post-91317306634289796762011-11-14T16:51:00.000-08:002011-11-14T16:51:55.588-08:00Jadilah Sahabat BumiApakah kita pernah tersadar dimanakah kita sekarang ini? Kita sebagai manusia hidup di Bumi mulai dari lahir, kecil, beranjak dewasa, sampai kita meninggal. Kita sangat berhutang budi pada Bumi, planet tempat tinggal kita yang tercinta ini.<br />
Tetapi, berapa banyak kita telah mengotori Bumi, merusak Bumi, dan membuat Bumi ini menjadi tidak indah lagi? Kadang-kadang kita tidak sadar bahwa perbuatan kita sangat merusak Bumi dan terkesan tidak berterima kasih pada Bumi yang telah berjasa banyak pada Bumi.<br />
Oleh karena itu, kita harus mulai mengubah hidup kita agar perbuatan kita ini tidak lagi merusak Bumi. Tentunya kita adalah manusia yang tidak dapat melakukan semua hal. Jadi, kita cukup melakukan perbuatan yang dapat kita lakukan dan tidak perlu memaksakan diri. Jika kita hanya dapat berbuat hal-hal yang sederhana, ya kita lakukan hal sederhana tersebut. Jangan hanya karena hal sederhana yang bis kita lakukan, kita malu untuk melakukannya sehingga kita tidak melakukan apa-apa. Tetapi juga kita harus mengembangkan diri supaya bisa melakukan hal yang lebih besar lagi. Yang terpenting adalah niat dan keikhlasan.<br />
Hal-hal kecil yang dapat kita lakukan misalnya adalah membuang sampah pada tempatnya, melakukan penghematan listrik, menghemat Bahan Bakar Minyak dan masih banyak lagi.Mungkin kita sudah bosan dengan kata-kata "Buanglah Sampah Pada Tempatnya". Kita mendengar kata-kata itu sejak kita kecil sampai dewasa. Tetapi apakah kita sudah melakukan hal yang kita anggap sederhana tersebut? Mungkin ya, mungkin tidak. Kadang-kadang untuk sampah yang besar kita ingat, tetapi jika sampahnya kecil seperti sobekan kertas, plastik, atau bungkus snack, kita membuangnya begirtu saja. Jika kita ada di kelas, maka kita taruh sampah tersebut dikolong meja. jika ada diangkot maka ditaruh dibawah tempat duduk.<br />
Hal itu tidak hanya dilakukan oleh anak-anak, tetapi juga oleh orang dewasa. Itu menandakan bahwa yang terpenting adalah kesadaran diri. Usia tidak berpengaruh pada sikap seseorang. Yang paling berpengaruh adalah kesadaran. Itu yang paling penting. Begitu juga dengan penggunaan listrik dan air. Kita selalu menganggap bahwa lebih banyak orang yang menngunakan air lebih banyak dari diri kita sendiri sehingga kita berpikir kalaupun kita menghemat, tetap saja tidak akan berguna. Itu adalah pemikiran yang salah. Jika semua orang berfikir itu, maka tidak akan ada yang berhemat bukan? Kita harus menanamkan pikiran segala sesuatu hal yang baik itu harus dimulai dari diri kita sendiri. Jangan menunggu orang lain untuik berbuat hal kebaikan. <br />
Oleh karena itu, maka untuk menjaga lingkungan kita ini, lingkungan Bumi kita yang tercinta ini, lakukanlah suatu hal yang kecil karena sesuatu yang besar itu tidak ada sebelum ada hal yang kecil. Jika hal kecil itu dilakukan oleh banyak orang, maka hal kecil itu akan menjadi hal yang besar. Jika seribu orang membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan, maka daerah tersebut akan menjadi bersih. Tetapi jika seribu orang membuang sampah sembarangan, maka tentunya daerah itu akan sangat kotor sekali.<br />
Jadi, janganlah pernah meremehkan hal-hal kecil seperti menghemat listrik, menghemat air, menghemat BBM, atau membuang sampah pada tempatnya. Lakukan mulai dari diri sendiri lalu tularkanlah pada orang-orang disekitar anda. Jadilha sahabat Bumi dan cintailah Bumi ini. Semoga jika kita telah melakukan hal terbaik yang bisa kita lakukan, Bumi ini kembali indah, sejuk, segar dan udaranya nyaman sehingga ita semakin senang hidup di Bumi ini. JADILAH SAHABAT BUMI!mochamad taswidhttp://www.blogger.com/profile/15755625743054134880noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4011891817850851734.post-53927903064490338232011-11-14T16:48:00.001-08:002011-11-14T16:48:40.461-08:00Fungsi Rumah Dalam Status Sosial MasyarakatStatus sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah. Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembeda-bedaan yang berlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat. Di sekitar kita ada orang yang menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan wali kota dan jabatan rendah seperti camat dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di rt atau rw kita ada orang kaya, orang biasa saja dan ada orang miskin.<br />
<br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_k5noAw_6PlgTDD5HSO90VNaZeRX4eEMBfF9GWUlEXlfJxuzvDp-jk2m5TPLh5852EHX6pl6xiXB70aROQHuwQGt9Ja-WY2uCxw53kmmBBX7JfNlYg63kEjzZRNZ26NMqo5O0K_7Oln8/s1600/rumah.jpeg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_k5noAw_6PlgTDD5HSO90VNaZeRX4eEMBfF9GWUlEXlfJxuzvDp-jk2m5TPLh5852EHX6pl6xiXB70aROQHuwQGt9Ja-WY2uCxw53kmmBBX7JfNlYg63kEjzZRNZ26NMqo5O0K_7Oln8/s1600/rumah.jpeg" /></a></div><br />
Dengan perbedaan-perbedaan tersebut, pada dasarnya <span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">sebuah rumah bisa dibangun setidaknya dengan memiliki 4 fungsi, yaitu:<br />
1. Sebagai tempat tinggal yang nyaman<br />
2. Sebagai sumber ibadah<br />
3. Sebagai sumber ilmu<br />
4. Sebagai sumber pendapatan. </span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"> </span><br />
<br />
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">1. Rumah sebagai Tempat Tinggal yang Nyaman.</span><span style="font-size: 12pt;"><br />
</span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"> <span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;"></span><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Baiti Jannati. Rumahku Surgaku. Begitu kata Rasulullah Muhammad SAW. Sebuah rumah akan terasa nyaman untuk ditingggali jika dia memenuhi beberapa kriteria. Antara lain, lapang dan bersih.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Lapang tidak harus identik dengan luas. Tapi bisa dikarenakan tidak banyak sekat dan hanya diisi dengan perabotan yang sangat diperlukan saja. Hal ini saya coba praktekkan di rumah saya. Rumah saya didesain tidak memiliki banyak sekat. Selain itu perabotan yang ada hanya seperlunya saja. Tidak terlalu banyak asesoris, baik di dinding maupun di lantai.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Kebersihan juga akan membuat rumah terasa nyaman. Taruh tempat sampah di setiap ruangan. Sehingga tidak ada alasan untuk menaruh atau membuang sampah sembarangan. Sapu dan pel lantai setiap hari. Bersihkan juga debu yang menempel di kaca atau perabotan sesering mungkin.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">2. Rumah sebagai Sumber Ibadah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda, “Terangilah rumahmu dengan sholat dan bacaan Qur’an.”</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Oleh karena itu, sebuah rumah juga perlu didesain agar penghuninya mudah untuk beribadah. Antara lain harus ada ruangan untuk tempat sholat secara berjama’ah dan membaca Qur’an. Lebih bagus lagi jika ada satu ruangan yg cukup besar untuk mengadakan pengajian.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">3. Rumah sebagai Sumber Ilmu.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Belajar adalah kebutuhan manusia. Belajar tidak identik dengan sekolah. Belajar bisa dimana saja, termasuk di rumah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Setidaknya sediakan satu ruang sebagai perpustakaan. Agar para penghuni rumah bisa mencari dan membaca buku yang dia perlukan. Buat ruangan tersebut nyaman untuk membaca. Gunakan lampu yang cukup terang, sehingga mata tidak terasa lelah membaca dalam waktu yang cukup lama.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Lebih baik lagi jika sebuah rumah ada akses internet. Kenapa ? Karena saat ini banyak sekali ilmu yang bisa kita dapatkan melalui internet.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">4. Rumah sebagai Sumber Pendapatan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Nah, ini cukup menarik. Di beberapa negara barat, ini yang dikenal dengan konsep SOHO (Small Office Home Office). Rumah menyatu dengan tempat kerja.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Apalagi bagi yang tinggal di kota-kota besar. Konsep SOHO ini bisa menghindarkan diri dari kemacetan. Lebih hemat waktu & hemat biaya. Waktu tidak banyak terbuang di jalan. Sehingga bisa lebih produktif.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Bahkan saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang membolehkan pegawainya untuk mengerjakan tugas-tugasnya di rumah saja.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Dengan teknologi informasi dan internet seperti sekarang, banyak pekerjaan yang bisa dikerjakan dimana saja. Mulailah kita berpikir untuk memanfaatkan teknologi untuk membantu menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan kita. Apalagi mbah Google sudah meluncurkan teknologi Google Wave. Teknologi tersebut sangat membantu kita untuk bekerja secara bersama dengan rekan-rekan kita, walaupun tidak berada di satu tempat.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; line-height: 115%;">Sedangkan elemen terpenting dari pembentukan suatu perumahan adalah rumah itu sendiri. <b>Rumah</b> dapat diartikan sebagai berikut :</span></div><ul type="disc"><li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Tempat untuk berumah tangga, tempat tinggal/ alamat, lokasi tempat tinggal.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Bagian dari eksistensi individu/keluarga (terkait dengan status, tempat kedudukan, identitas).</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Bagian dari kawasan fungsional kota.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Investasi (keluarga atau perusahaan).</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Sumber bangkitan pergerakan (trip production).</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ruang untuk rekreasi.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Ruang yang digunakan untuk menjalin kehidupan keluarga.</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt;">Wadah sebagai batas privasi.</span></li>
</ul>mochamad taswidhttp://www.blogger.com/profile/15755625743054134880noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4011891817850851734.post-19918847684862773112011-11-14T16:47:00.000-08:002011-11-14T16:47:06.365-08:00Layanan Via Online Gunadarma<div style="color: blue;"><b>STUDENT SITE</b></div><br />
Kemudahan dan kenyamanan mahasiswa dalam menjalankan studi di Universitas Gunadarma adalah adanya layanan via online yang bias dilakukan dimana saja dan kapan saja. Salah satu layanan terbaru yang diberikan kepada mahasiswa adalah <u>http://studentsite.gunadarma.ac.id</u> yang di-launching pada tanggal 23 November 2006. Dalam waktu satu minggu setelah kegiatan sosialisasi di Auditorium Universitas Gunadarma,<br />
<br />
STUDENT SITE adalah fasilitas berbasis web yang diperuntukan bagi semua mahasiswa Universitas Gunadarma yang masih aktif. Dengan fasilitas ini, mahasiswa Universitas Gunadarma dapat berkolaborasi dan saling mendapatkan informasi antar civitas akademika Universitas Gunadarma.<br />
<br />
Dalam studentsite mahasiswa dapat membaca berita-berita terkini tentang Universitas Gunadarma yang juga dimuat di situs resmi universitas. Selain itu, segala berita akademis yang bersumber dari BAAK juga dapat dipantau dalam suatu fitur studentsite, yaitu LOCKER.<br />
<br />
fitur LOCKER ini juga meyimpan pesan dosen (Lecture Message) yang diberikan oleh dosen dari mahasiswa yang bersangkutan, Rangkuman Nilai, Jadwal Kuliah , dan Jadwal Ujian. Jadi dengan hanya membuka “LOCKER”, mahasiswa bisa tahu semua hal yang terkait dengan kegiatan akademisnya di Universitas Gunadarma.<br />
<br />
Selain locker, STUDENT SITE juga memuat fitur “ADDRESS BOOK” yang dapat dimanfaatkan untuk mengelola alamat-alamat email kolega dari mahasiswa yang bersangkutan.<br />
<br />
Fitur bermanfaat lainnya yang dapat digunakan adalah CALENDAR. Fitur ini memungkinkan si mahasiswa mengatur jadwal hariannya selayaknya agenda. Dengan demikian, tidak ada kegiatan yang terlewatkan atau terlupakan. Mahasiswa juga dapat menyimpan dan mengelola file-file yang dimilkinya dengan fitur FILE MANAGER.<br />
<br />
Fitur lain yang juga menjadi daya tarik dari fasilitas STUDENT SITE adalah FORUM. Mahasiswa dapat berkomunikasi dan bertukar pikiran mengenai suatu topik yang sedang hangat saat ini dengan rekan-rekan sejawatnya melalui fitur ini. Fitur lain yang satu haluan dengan fitur FORUM, adalah POLLS. Dengan fitur ini, mahasiswa bisa menjaring pendapat rekan-rekannya mengenai suatu topik, peristiwa maupun fenomena yang sedang terjadi.<br />
<br />
Selain itu, mahasiswa juga memperoleh fasilitas email dengan kapasitas 100 MB. Fitur email ini dapat diakses dalam satu layar (window) aplikasi dengan STUDENT SITE, sehingga si mahasiswa tidak perlu mengaktifkan aplikasi browser lagi untuk melihat ataupun membuat surat elektronik. Fitur ini juga menyediakan komponen yang sudah umum seperti filtering, managing folder, deleting, dan lainnya. Kapasitas yang besar juga membuat mahasiswa lebih fleksibel untuk mengatur aktivitas surat menyurat elektroniknya.<br />
<br />
Fitur BOOKMARK adalah fitur yang harus dimanfaatkan oleh mahasiswa yang sering mencari informasi melalui internet, terutama jika mereka memiliki situs favorit yang sering mereka kunjungi. Karena dengan fitur ini si mahasiswa dapat menyimpan URL situs favoritnya tersebut untuk referensi di kemudian hari.<br />
<br />
Kelemahan STUDENT SITE adalah bagi mahasiswa yang sulit mengakses internet. hal itu bisa terjadi jika tempat tinggalnya jauh dari warung internet (warnet), dengan demikian mahasiswa yang bersangkutan dapat ketinggalan informasi bahkan informasi penting sekaligus. Seperti informasi tugas, informasi beasiswa dll.<br />
<br />
Menu Layanan yang ada pada Studentsite adalah :<br />
<br />
* Home<br />
* WWW News<br />
* BAAK News<br />
* Lecture Messages<br />
* Rangkuman nilai<br />
* Jadwal Kuliah<br />
* Jadwal Ujian<br />
* Bebas Perpustakaan<br />
* Surat Keterangan<br />
* Infor Absesnsi<br />
* Pendaftaran Lomba Blog<br />
* Info Seminar (UG portfolio)<br />
* Tulisan (UG portfolio)<br />
* Tugas (UG portfolio)<br />
* Warta Warga<br />
* Blog Komunitas Perbankan<br />
* Blog Komunitas Linux<br />
* Blog Komunitas Photografi<br />
* Blog Komunitas Robotika<br />
* Blog Komunitas Arsitektur<br />
* Blog Komunitas Ekonomi Syariah<br />
* Blog Komunitas Pasar Modalmochamad taswidhttp://www.blogger.com/profile/15755625743054134880noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4011891817850851734.post-12289422976435394952011-11-14T16:44:00.000-08:002011-11-14T16:44:07.206-08:00Hubungan Manusia Dengan Budaya Dalam Arsitektur<div style="text-align: justify;"><span><span class="ItemBody">Tulisan ini dipicu oleh penolakan dana publik ke paviliun Australia di Venice Biennale baru-baru ini, tetapi yang lebih penting, oleh kebutuhan untuk terlibat dengan isu-isu yang seperti itu menimbulkan penolakan.</span></span> I<span><span class="ItemBody">su-isu ini tidak berhubungan dengan kekuatan relatif atau kelemahan arsitektur Australia, melainkan dengan cara di mana ia mendefinisikan dirinya.</span></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span><span class="ItemBody">Arsitektur di negeri ini tidak mendefinisikan dirinya dalam cara apapun tunggal, bagaimanapun, ada persepsi yang berlaku.</span></span><span class="ItemBody"></span><br />
<span class="ItemBody"></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span><span class="ItemBody"> Untuk mengatasi persepsi itu adalah untuk membuka kembali kebutuhan untuk menghubungkan arsitektur untuk dunia yang lebih luas dari kebijakan - kebijakan lain dari peraturan perencanaan sederhana - dan ini melibatkan membuka kembali pertanyaan tentang itu hubungan arsitektur dengan budaya.</span></span><span class="ItemBody"></span><br />
<span class="ItemBody"></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Tulisan ini menggunakan "budaya" dalam dua pengertian.</span></span> <span><span class="ItemBody">Satu berkaitan dengan kegiatan yang sering dipahami sebagai spesifik untuk arsitektur.</span></span> <span><span class="ItemBody">Yang lain adalah erat terhubung ke dunia demarcates eksistensi manusia dan cara-cara di mana kehidupan manusia membedakan dirinya dari alam. </span></span><span><span class="ItemBody">Diambil dalam isolasi masing-masing berpotensi bermasalah - memegang ke eksklusivitas dari budaya arsitektur menyangkal keberadaannya sebagai bagian dari masyarakat manusia, sambil memikirkan arsitektur sebagai tidak lain dari budaya menghalangi pertimbangan, misalnya, dengan cara yang berbeda bahan yang menyadari efek yang berbeda dalam praktek arsitektur.</span></span><span><span class="ItemBody">Yang penting adalah kekhawatiran cara dari satu pemahaman bisa - mungkin harus - menyusup ke yang lain.</span></span><span class="ItemBody"></span><br />
<span class="ItemBody"></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span><span class="ItemBody">Menyadari bahwa kedua pengertian yang berbeda dari budaya yang saling terkait dapat memberikan jalan melalui pertimbangan yang kompleks. </span></span><span><span class="ItemBody">Bersikeras interelasi ini memperkenalkan elemen lain mendefinisikan ke dalam persamaan.</span></span> <span><span class="ItemBody">Memang, tanda titik hubungan publik.</span></span><span class="ItemBody"></span><br />
<span class="ItemBody"></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span><span class="ItemBody">Arsitektur dasarnya publik.</span></span><span> <span class="ItemBody">Ini tidak klaim mengejutkan, tapi, seperti banyak kebenaran, penerimaan menegaskan apa yang berbatasan dengan penolakan akibatnya.</span></span><span class="ItemBody"></span><br />
<span class="ItemBody"></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span><span class="ItemBody">Sebuah pilihan yang muncul.</span></span><span> <span class="ItemBody">Arsitektur dapat mendefinisikan lingkup operasinya sebagai obyek pembangunan yang dipahami sebagai hanya pernah swasta, dan yang dengan demikian hanya membuka dunia sudah dibatasi kegiatan individu - misalnya, rumah.</span></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Atau arsitektur dapat bersikeras pada dasarnya sifatnya publik.</span></span> <span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Menekankan publik tidak berarti bahwa pembangunan rumah itu, dalam arti beberapa, penolakan "arsitektur"</span></span><span> <span class="ItemBody">Sebaliknya, argumen yang itu terus-menerus membuka arsitektur yang ke dunia - pembuka yang dapat memiliki peran penting dalam pembangunan dunia yang - adalah salah satu cara utama untuk menghasilkan suatu perhubungan antara budaya arsitektur dan masyarakat sifat inheren dari manusia sosialitas.</span></span><span class="ItemBody"></span><br />
<span class="ItemBody"></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Perbedaan antara dua posisi - membuka atau membuka diri - bukanlah perbedaan antara arsitektur sebagai sebuah kegiatan akademik di satu sisi dan sebagai aktivitas duniawi di sisi lain.</span></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Sebaliknya, berbagai konsepsi praktek bekerja di sini - dalam kedua kasus bisa ada memperjuangkan materi mengenai program, di kedua, perhatian dengan konsekuensi lingkungan bangunan dapat menjadi yang utama; sama, isu-isu yang berkaitan dengan keberlanjutan dapat mendorong masing-masing .</span></span><span> <span class="ItemBody">Namun perbedaan yang sangat penting.</span></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Ini melibatkan sejauh mana ada penegasan - dengan semua kesulitan dan kompleksitas bahwa istilah ini membawa - masyarakat sifat inheren arsitektur.</span></span><span class="ItemBody"></span><br />
<span class="ItemBody"></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Arsitektur digambarkan sebagai pembukaan di saat mendefinisikan dirinya sebagai suatu kegiatan konstruksi bagi individu untuk memenuhi kebutuhan individu.</span></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Dalam kerja dari luar dalam, ruang dibuat yang mereproduksi keinginan klien - dunia mengambil veneer dari swasta.</span></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Ini adalah konsepsi pribadi di mana individu - baik tunggal atau sebagai unit - memiliki keunggulan.</span></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Apalagi ini menghasilkan konsepsi masyarakat sebagai kumpulan individu yang semuanya bercita-cita untuk membuat sendiri "pribadi" dunia, yang merupakan lokus di mana unik sendiri keinginan mereka puas.</span></span><span class="ItemBody"></span><br />
<span class="ItemBody"></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Arsitektur mulai mendefinisikan dirinya dalam istilah-istilah saat ini konsep dari praktek - dan penciptaan dunia - menjadi dasar untuk diskusi masa depan dan evaluasi.</span></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Setelah objek dipahami sebagai yang telah diciptakan bagi individu - termasuk konsepsi masyarakat sebagai totalitas individu - hal berikut arsitektur yang merupakan ekspresi dari kepribadian, dan bahwa objek dibangun mengekspresikan kepribadian klien</span></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody">.</span></span> <span class="ItemBody">(Atau setidaknya bahwa ini akan menjadi maksud yang diinginkan pada kedua belah pihak.) Sama, karena konstruksi, dimengerti dalam terang ini, selalu ditentukan oleh konsepsi selera masing-masing, tidak mungkin ada link ke setiap konsepsi budaya luar generalisasi individu.</span></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Tidaklah sulit untuk membayangkan bahwa setelah ini diterima sebagai definisi arsitektur - dan itu adalah definisi-diri yang bekerja di berbagai skala yang berbeda - arsitektur akan pasti dipahami sebagai serangkaian diproduksi (dibangun, dibangun, dan sebagainya ) objek yang dibuat oleh individu untuk melayani tujuan individu.</span></span><span> <span class="ItemBody">Karena masyarakat selalu mempertentangkan bagi individu - dan ini benar bahkan ketika publik dipahami sebagai kehadiran abstrak dari totalitas individu - arsitektur akan ditentukan dalam hal hubungan tunggal.</span></span><span> <span class="ItemBody">Relasi ini akan selalu antara arsitek dan klien, dan arsitektur akan tetap tertutup dalam hubungan itu.</span></span><span class="ItemBody"></span><br />
<span class="ItemBody"></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Begitu ada giliran ke arah interior tidak perlu untuk berpikir dalam hal pendaftaran eksterior.</span></span> <span> <span class="ItemBody">Unsur-unsur - minimal, eksterior yang arsitektur terbuka keluar - berkaitan dengan budaya dipahami sebagai bagian dari domain publik.</span></span><span> <span class="ItemBody">Batas dari definisi ini tidak boleh dilakukan dengan program yang spesifik, meskipun keasyikan jelas arsitektur Australia dengan perumahan domestik hanya memperburuk situasi.</span></span><span> <span class="ItemBody">Desakan pada interior dan definisi yang berhubungan arsitektur dalam hal keprihatinan individu - dan sebaliknya sebagai satu-satunya keprihatinan bagi individu - menjadi masalah sederhana untuk menemukan arsitektur sebagai tidak lebih dari suatu kegiatan ekonomi.</span></span><span> <span class="ItemBody">Dalam kerangka rumah ini akan memiliki setelan dipesan lebih dahulu sebagai berhubungan nya.</span></span><span> <span class="ItemBody">Penolakan masyarakat, tentu saja, sebuah posisi yang diambil dalam kaitannya dengan sifat inheren masyarakat arsitektur.</span></span><span> <span class="ItemBody">Ini tidak hanya menetapkan batas diri-arsitektur definisi dalam hal membuka dalam, tetapi juga menunjukkan bahwa budaya arsitektur, dari awal, dilalui oleh materi kompleks budaya.</span></span><span class="ItemBody"></span><br />
<span class="ItemBody"></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Kehadiran tempat sudah budaya perlu dicatat.</span></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Di sini, menyangkut kemampuan untuk sebuah objek ke panggung relasi.</span></span> <span><span class="ItemBody">Hal ini mungkin tampak sebuah kompleks titik terlalu, tapi tidak.</span></span><span class="ItemBody"></span><br />
<span class="ItemBody"></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span><span class="ItemBody">Staging relasi tidak hanya kehadiran program, juga bukan hanya menggunakan satu kombinasi bahan bukan dari yang lain</span></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody">.</span></span> <span class="ItemBody">Staging adalah cara bahwa interarticulation program dan bahan bekerja untuk menyajikan sebuah konsep tertentu dari program tersebut.</span></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Perbedaan, misalnya, antara dua museum yang dapat ditemukan dalam hal apa yang mereka panggung.</span></span><span> <span class="ItemBody">Artinya, cara pemahaman program, geometri yang tepat untuk realisasinya, dan bahan sekali gabungan menghasilkan objek</span></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody">.</span></span> <span class="ItemBody">Namun, objek sebagai tempat kegiatan.</span></span> <span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Kegiatan ini adalah cara membangun tahap kehadirannya.</span></span> <span> <span class="ItemBody">Dua hal perlu dicatat di sini.</span></span> <span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span><span class="ItemBody">Yang pertama adalah bahwa pementasan merupakan bagian integral dari cara objek bekerja sebagai arsitektur.</span></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Yang kedua adalah bahwa program, geometri, dan penggunaan bahan memiliki baik dimensi sejarah dan budaya.</span></span><span> <span class="ItemBody">Ini berarti pementasan yang seharusnya inscribes objek arsitektur dengan pertimbangan budaya yang lebih luas keprihatinan. Pembukaan di, oleh karena itu, menjadi upaya untuk menghindari mendefinisikan arsitektur dalam hal ini prasasti publik yang lebih luas.</span></span><span class="ItemBody"></span><br />
<span class="ItemBody"></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span><span class="ItemBody">Posisi kontra - keluar membuka - menjadi cara mengakui kehadiran pementasan dan memungkinkan pengakuan ini untuk memainkan peran penting dalam membangun definisi arsitektur.</span></span><span class="ItemBody"></span><br />
<span class="ItemBody"></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span></span><span><span class="ItemBody">Pindah ke luar - memungkinkan eksternal untuk didaftarkan secara internal dan internal untuk memiliki pendaftaran eksternal - memungkinkan kita untuk bersikeras pada sifat umum arsitektur justru karena di sini dua indera budaya berinteraksi.</span></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Ini bukan pertanyaan tentang rumah versus bangunan publik. </span></span><span><span class="ItemBody">Sebaliknya, definisi ini khusus memberikan dasar bagi pemahaman lebih umum arsitektur.</span></span><span class="ItemBody"></span><br />
<span class="ItemBody"></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span><span class="ItemBody">Hal ini penting untuk dicatat, bagaimanapun, bahwa kebudayaan yang terdaftar bukanlah kesatuan maupun jinak.</span></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Memang, saling dominasi dan oposisi merupakan dasar untuk skismatik dan atletik sifatnya.</span></span><span> <span class="ItemBody">Hal ini akan membuka area diskusi yang tidak dapat dicapai dalam konteks ini.</span></span><span> <span class="ItemBody">Namun, hal itu menunjukkan, tetap, bahwa pendaftaran unsur eksternal tidak akan pendaftaran budaya bersatu justru karena budaya tersebut tidak didasarkan dalam arti persatuan - selain dari dominasi sederhana atau identifikasi dengan totalitas budaya yang paling konservatif contoh, misalnya identifikasi budaya dengan nasional.</span></span><span class="ItemBody"></span><br />
<span class="ItemBody"></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span><span class="ItemBody">Penekanan pada pengakuan eksplisit dari masyarakat arsitektur alam, dan pada arsitektur sebagai "pementasan", tidak berarti bahwa arsitektur selanjutnya harus baik utilitarian - yang hanya fungsional atau instrumental atau didorong oleh beberapa tujuan sosial yang besar.</span></span><span class="ItemBody"></span><br />
<span class="ItemBody"></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span><span class="ItemBody">Selain itu, seperti pengakuan mungkin hadir dalam berbagai cara yang cukup.</span></span> <span> <span class="ItemBody">Ini tidak terjadi dengan menempatkan arsitektur di permukaan, tetapi dengan membiarkan permukaan untuk membantu menciptakan urbanisme visual.</span></span><span class="ItemBody"></span><br />
<span class="ItemBody"></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Apa yang muncul, sebagai potensi serta apa yang sebenarnya sadar, adalah permukaan perkotaan.</span></span><span class="ItemBody"></span><br />
<span class="ItemBody"></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Kepentingan di permukaan seperti yang tampak oleh Lyons - dan di sini ada afinitas penting dengan beberapa karya terbaru oleh Herzog dan de Meuron, dalam mereka perpustakaan khususnya untuk Politeknik Eberswalde - harus dipahami sebagai menempatkan obyek arsitektur sebanyak dalam keterlibatan berkelanjutan dengan kekhawatiran program, seperti di permukaan pembangunan perkotaan.</span></span><span> <span class="ItemBody">Pentingnya terakhir adalah bahwa mereka mengambil penciptaan permukaan melampaui segala keprihatinan dengan dekoratif.</span></span><span class="ItemBody"></span><br />
<span class="ItemBody"></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span><span class="ItemBody">Sementara banyak telah ditulis mengenai ARM's National Museum of Australia (NMA) di Canberra, tunggal pentingnya terletak pada cara tertentu itu tahap konsepsi masyarakat dan dengan demikian masyarakat.</span></span><span> <span class="ItemBody">Sementara itu meningkatkan situs, untuk berpendapat bahwa membangun melengkapi Burley Griffin masterplan Walter menjalankan risiko mengutuk itu di muka.</span></span><span class="ItemBody"></span><br />
<span class="ItemBody"></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span><span class="ItemBody">Pada identitas NMA menjadi tempat negosiasi tak berujung dan membawa simbol-simbol posisi itu.</span></span> <span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody">Both work together to define the site.</span></span> <span class="ItemBody">Keduanya bekerja sama untuk menentukan situs.</span></span><span> <span class="ItemBody">Daripada berkonsentrasi pada simbol per se, apa yang mendasar adalah bahwa mereka memperkenalkan konsep waktu yang tidak ditentukan oleh kedekatan.</span></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Masih ada hubungan antara simbol dan apa yang disimbolkan.</span></span><span> <span class="ItemBody">Namun, apa yang perlu dicatat adalah bahwa sulit untuk membuat link sebagai definitif.</span></span> </div><span class="ItemBody"></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span><span class="ItemBody">Lab arsitektur studio Federasi Square adalah proyek yang berbeda secara fundamental.</span></span> <span><span class="ItemBody">Tapi tuntutan, antara lain, peninjauan kembali atas bagaimana, dalam sosok perkotaan, konteks / hubungan tanah harus perombakan dalam hal gambar / hubungan angka.</span></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Prasasti dari urbanisme implisit menjadi The Ian Potter Centre: NGV Australia, konstruksi kotak diri mereka sebagai perkotaan secara eksplisit, hubungan kompleks yang keduanya memiliki ke urbanisme diciptakan oleh persimpangan dari grid dan jalur dan makan oleh hub transportasi umum , berarti bahwa setiap elemen menjadi tokoh penting membangun medan perkotaan.</span></span><span> <span class="ItemBody">Meskipun hal ini tidak terjadi secara harfiah, Federation Square berkembang - baik eksternal dan internal (dalam NGV itu sendiri) - yang urbanisme setting, sementara menuntut pemikiran ulang jika bagaimana intervensi skala ini dalam kain yang sudah ada pre harus dipahami.</span></span><span class="ItemBody"></span><br />
<span class="ItemBody"></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span><span class="ItemBody">Arti penting dari proyek-proyek ini tidak dapat dipahami dalam hal gambar mereka proyek.</span></span> <span> <span class="ItemBody">Dengan kata lain, tidak seolah-olah kerja berikutnya - baik itu proyek skala besar atau rumah negeri - harus memiliki Lyons permukaan, atau untuk menyebarkan simbolisme kompleks, atau untuk mime geometri fraktal.</span></span><span> <span class="ItemBody">Fakta bahwa mereka signifikan tidak berarti bahwa mereka menetapkan ukuran untuk arsitektur apa yang harus terlihat seperti.</span></span><span> <span class="ItemBody">Ini bukan soal penampilan, </span></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span><span class="ItemBody">apa yang terjadi adalah proses abstraksi di mana apa yang menjadi ciri khas mereka - dan selalu akan menjadi interaksi yang ketat arsitektur dan budaya, satu menyertakan yang lain - diperbolehkan untuk menetapkan kerangka di mana Definisi arsitektur sendiri dapat terus berkembang.</span></span><span class="ItemBody"></span><br />
<span class="ItemBody"></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Menegaskan keberadaan budaya - dengan mencatat ineliminability masyarakat, sementara memungkinkan keduanya memiliki status yang kompleks dan diperebutkan - memungkinkan arsitektur akan dibuka di luar pengurangan apapun.</span></span> <span> <span class="ItemBody">Jadilah bahwa pengurangan dengan hanya ekonomi atau semata-mata budaya, tak usah mengatakan bahwa posisi seperti niscaya contestable</span></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody">.</span></span> <span class="ItemBody">Selain itu, ini contestability melekat dapat menyebabkan penolakan dari interaksi budaya dan oleh karena itu dalam membela tentang saling ketergantungan antara swasta dan ekonomi.</span></span><span><span class="google-src-text" style="direction: ltr; text-align: left;"><span class="ItemBody"></span></span> <span class="ItemBody">Kemenangan salah satu dari yang lain mengungkapkan suatu kebenaran penting.</span></span> <span> <span class="ItemBody">Yakni, bahwa kehadiran konflik - yang terus tak terhindarkan dari contestability - adalah langkah pertama dalam argumen untuk budaya sifat inheren dari arsitektur.</span></span><span class="ItemBody"></span>mochamad taswidhttp://www.blogger.com/profile/15755625743054134880noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-4011891817850851734.post-90942020129361995012011-11-14T16:42:00.000-08:002011-11-14T16:42:04.460-08:00Ompu Monang Napitupulu ingin Sederhanakan Budaya Batak<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">IKHTISAR</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif";"> Parbato atau Pertungkoan Batak Toba, sebuah organisasi kesukuan yang diketuai oleh Ompu Monang Napitupulu yang berdiri sejak 1997, membombardirkan dengan iklan-iklan yang mengajak masyarakat Batak Toba di mana pun berada untuk mengusir perusahaan yang merusak lingkungan Bona Pasogit. Lingkungan Bona Pagosit ini merupakan bahasa sub-etnik Batak Toba untuk menyebutkan daerah tempat tinggal masyarakat di sekitar Danau Toba, Sumatera Utara. Dengan penuh semangat berapi-api, Ompu Monang menyampaikan betapa pentingnya tiap etnik di Indonesia punya kesadaran diri untuk menggalang solidaritas kecil yang akhirnya berguna untuk solidaritas Indonesia. Sedangkan sub-etnis Batak lainnya adalah Batak Angkola, Batak Mandailing, Btak Simalungun, Batak Pakpak, dan Batak Karo. Namun sebenarnya orang Batak memiliki stereotip umum berupa orang Batak ceplas-ceplos, berwatak keras, senang sekali menyanyi dan berwajah khas dengan dagu persegi.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif";"> Orang Batak memiliki beberapa sisi positif dari segi budaya, yaitu sifat kekeluargaannya yang sangat hangat dan tingkat pendidikan yang sama rata karena pendidikan yang menjadi tanggung jawab bersama. Sedangkan dari sisi negatif kekerabatannya adalah penghamburan uang dan waktu. Seperti pada upacara perkawinan, orang Batak biasanya menjadikan acara tersebut sebagai ajang meningkatkan kegengsian dari jumlah kain ulos yang didapat dan pemberian nasehat yang memakan waktu yang cukup lama. Untuk itulah Ompu Monang berkeinginan untuk menyederhanakan budaya Batak ini. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">ANALISIS</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">>> Unsur-unsur dan wujud-wujud kebudayaan.</span></div><table border="1" cellpadding="0" cellspacing="0" class="MsoTableGrid" style="border-collapse: collapse; border: medium none; width: 469px;"><tbody>
<tr style="height: 17.95pt;"> <td style="border: 1pt solid black; height: 17.95pt; padding: 0in 5.4pt; width: 0.95in;" valign="top" width="91"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Unsur</span></div></td> <td style="border-color: black black black -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; height: 17.95pt; padding: 0in 5.4pt; width: 1.25in;" valign="top" width="120"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Idiil</span></div></td> <td style="border-color: black black black -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; height: 17.95pt; padding: 0in 5.4pt; width: 1.5in;" valign="top" width="144"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Aktivitas</span></div></td> <td style="border-color: black black black -moz-use-text-color; border-style: solid solid solid none; border-width: 1pt 1pt 1pt medium; height: 17.95pt; padding: 0in 5.4pt; width: 85.5pt;" valign="top" width="114"><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Fisik</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 26.95pt;"> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; height: 26.95pt; padding: 0in 5.4pt; width: 0.95in;" valign="top" width="91"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Bahasa</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 26.95pt; padding: 0in 5.4pt; width: 1.25in;" valign="top" width="120"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Mempermudah komunikasi dan penyampain informasi</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 26.95pt; padding: 0in 5.4pt; width: 1.5in;" valign="top" width="144"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Dengan memasang iklan-iklan diberbagai surat kabar.</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 26.95pt; padding: 0in 5.4pt; width: 85.5pt;" valign="top" width="114"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Iklan-iklan di surat kabar</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 15.75pt;"> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; height: 15.75pt; padding: 0in 5.4pt; width: 0.95in;" valign="top" width="91"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Sistem Teknologi</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 15.75pt; padding: 0in 5.4pt; width: 1.25in;" valign="top" width="120"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Tidak di temukan dalam bacaan</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 15.75pt; padding: 0in 5.4pt; width: 1.5in;" valign="top" width="144"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Tidak di temukan dalam bacaan</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 15.75pt; padding: 0in 5.4pt; width: 85.5pt;" valign="top" width="114"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Tidak di temukan dalam bacaan</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 80.05pt;"> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; height: 80.05pt; padding: 0in 5.4pt; width: 0.95in;" valign="top" width="91"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Sistem Ekonomi</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 80.05pt; padding: 0in 5.4pt; width: 1.25in;" valign="top" width="120"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Melakukan tindakan pemborosan</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 80.05pt; padding: 0in 5.4pt; width: 1.5in;" valign="top" width="144"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">-Pernikahan yang dilakukan dengan penuh kemegahan sehingga menghabiskan banyak uang</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">-Penghamburan uang untuk membeli kain ulos sebagai hadiah</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 80.05pt; padding: 0in 5.4pt; width: 85.5pt;" valign="top" width="114"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Kain ulos dalam jumlah banyak dan makam yang megah</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 14.8pt;"> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; height: 14.8pt; padding: 0in 5.4pt; width: 0.95in;" valign="top" width="91"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Organisasi Sosial</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 14.8pt; padding: 0in 5.4pt; width: 1.25in;" valign="top" width="120"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Membentuk suatu perkumpulan yang satu tujuan dengan sistem pengkoordinasian yang terstruktur </span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 14.8pt; padding: 0in 5.4pt; width: 1.5in;" valign="top" width="144"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">-Mengkritik ataupun melakukan suatu perubahan dalam kesukuan dengan jalan memasang iklan-iklan</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 14.8pt; padding: 0in 5.4pt; width: 85.5pt;" valign="top" width="114"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">-Parbato sebagai organisasi kesukuan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><br />
</div></td> </tr>
<tr style="height: 14.8pt;"> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; height: 14.8pt; padding: 0in 5.4pt; width: 0.95in;" valign="top" width="91"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Sistem Pengetahuan</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 14.8pt; padding: 0in 5.4pt; width: 1.25in;" valign="top" width="120"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Membuat orang menjadi lebih maju dalam pola pikirnya</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 14.8pt; padding: 0in 5.4pt; width: 1.5in;" valign="top" width="144"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Menyekolahkan anak-anak yatim piatu Batak agar tidak buta huruf dan pandai</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 14.8pt; padding: 0in 5.4pt; width: 85.5pt;" valign="top" width="114"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">-Dokter-dokter yang dari suku Batak</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">-Orang-orang Batak tidak ada yang buta huruf</span></div></td> </tr>
<tr style="height: 81.4pt;"> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; height: 81.4pt; padding: 0in 5.4pt; width: 0.95in;" valign="top" width="91"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Kesenian </span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 81.4pt; padding: 0in 5.4pt; width: 1.25in;" valign="top" width="120"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">-Melestarikan tradisi yang telah menjadi ciri khas Batak</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">-Menciptakan suatu karya seni </span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 81.4pt; padding: 0in 5.4pt; width: 1.5in;" valign="top" width="144"><div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt -0.9pt; text-indent: -9pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Garamond","serif";">-Perkawinan masyarakat yang penuh dengan atuaran seperti adanya nasehat dan beberapa hadiah yang merupakan khas mereka.</span></div><div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt -0.9pt; text-indent: -9pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Garamond","serif";">-Pembuatan kain ulos yang dibuat dengan tenunan tangan</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; height: 81.4pt; padding: 0in 5.4pt; width: 85.5pt;" valign="top" width="114"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">-Suami istri dari pernikahan orang Batak</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">-Kain ulos</span></div></td> </tr>
<tr> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black; border-style: none solid solid; border-width: medium 1pt 1pt; padding: 0in 5.4pt; width: 0.95in;" valign="top" width="91"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Sistem Religi</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 1.25in;" valign="top" width="120"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Tidak di temukan dalam bacaan</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 1.5in;" valign="top" width="144"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Tidak di temukan dalam bacaan</span></div></td> <td style="border-color: -moz-use-text-color black black -moz-use-text-color; border-style: none solid solid none; border-width: medium 1pt 1pt medium; padding: 0in 5.4pt; width: 85.5pt;" valign="top" width="114"><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">Tidak di temukan dalam bacaan</span></div></td> </tr>
</tbody></table><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt;"><span style="font-family: "Garamond","serif";">>>Gerak kebudayaan</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Garamond","serif";"> Gerak budaya yang terdapat dalam bacaan diatas berupa gerakan tetap mempertahankan jatidiri budayanya untuk mewujudkan diversitas kebudayaan . Gerakan ini berupa ide Ompu Monang yang ingin menyederhanakan budaya Batak yang terkesan menghamburkan banyak uang pada saat pernikahan adat dan Pembuktikan yang dilakukannya adalah pada acara pernikahan putrinya yang terkesan sederhana tetapi tidak meningggalkan budaya Batak yang sesungguhnya. </span></div>mochamad taswidhttp://www.blogger.com/profile/15755625743054134880noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4011891817850851734.post-82876497034855346662011-11-14T16:39:00.001-08:002011-11-14T16:39:44.336-08:00Kehidupan Suku Dayak dan Modang Dewasa ini Inventarisasi Sebuah Proses KemiskinanOleh : Franky Raden<br />
IKTISAR<br />
Bulan Maret menjadi saksi keberangkatan saya menuju daerah pedalaman Kalimantan Timur yang merupakan tempat bermukimnya suku Dayak. Tujuan awal dari expedisi saya ini adalah melongok dan mempelajari bentuk-bentuk kesenian mereka. Akan tetapi tujuan ini mengalami berubah arah setelah melihat kondisi sebenarnya selama 5 bulan terakhir.<br />
Daerah pemukiman suku Dayak Kenyah dan Modang yang terletak di wilayah Kecamatan Ancalong, Kabupaten Kutai dengan Kota Tenggarong terutama menjadi sorotan saya. Daerah-daerah ini banyak menjadi penurunan nilai-nilai budaya, kesenian, agama, kbersamaan dan sistem ekonomi karena pengaruh budaya dari luar pulau yang terkesan lebih berpendidikan. Hal ini membuat masyarakat mulai meninggalkan tradisi-tradisi yang ada dan beralih ke budaya barat. Pada saat budaya barat masuk, mereka seperti kehilangan arah dan mulai menyadari mereka menuju kearah pemiskinan . Mereka merasa tidak mampu membeli alat elektronik seperti radio, tape maupun alat-alat lainnya yang awalnya bukanlah kebutuhan pokok mereka. Hal ini membuat mereka harus mengemis kepada para turis yang memegang kuasa penuh. Seperti hutan-hutan yang merupakan tempat pencaharian nafkah hidup mendadak dikunci oleh penguasa hutan-hutan tersebut. Miris memang melihat orang daerah sendiri harus mengais rejeki di kandang sendiri dengan mengemis kepada orang luar.<br />
Hal ini seperti didaerah Nias dan Bali yang harus menjual budayanya agar dapat meneruskan hidup. Memang Indonesia baru merdeka, baru 34 tahun. Akan tetapi, kesan kemerdekaan yang terlalu terburu-buru dan kesalahan sistem dari pemerintah. Sekarang masalahnya adalah membawa dan memanfaatkan dan semua posisi dan kemungkinan itu untuk kepentingan Negara dan 140 juta manusia Indonesia.<br />
<br />
ANALISIS<br />
>> Unsur-unsur dan wujud-wujud kebudayaannya.<br />
Unsur Idiil Aktivitas Fisik<br />
1. Bahasa<br />
Mempermudah penyampaian informasi<br />
Penulis datang ketempat penelitian yang melakukan secara langsung dan terjadilah komunikasi<br />
Penulis juga menulis kejadian yang terjadi.<br />
Tulisan ataupun esai<br />
2. Sistem teknologi<br />
Mempermudah kerja manusia <br />
-melakukan lalu lintas antar kota<br />
-mendengarkan kaset<br />
-Kapal, radio, tape, kaset, mesin jahit dan barang-barang lainnya.<br />
3. Sistem ekonomi<br />
Meningkatkan/menurunkan taraf hidup masyarakat<br />
-melakukan penjualan dan pembelian hasil pertanian<br />
-menawarkan barang-barang penduduk sehari-hari <br />
-adanya warung-warung dimiliki oleh suku pendatang<br />
-uang<br />
-alat-alat kebutuhan sehari-hari<br />
4. Organisasi sosial<br />
Menyatukan sekumpulan orang yang berpikir satu tujuan <br />
Melakukan tindakan pengawasan terhadap pemerintah<br />
Lembaga sosial desa dan Balai pengobatan<br />
5. Sistem pengetahuan<br />
Membuat orang menjadi berpikirnya lebih maju<br />
Melaksanakan kegiatan belajar mengajar<br />
Sekolah-sekolah<br />
6. Kesenian<br />
Memberikan ciri khas setiap daerah dan melestarikan budayanya. <br />
Melakukan kegiatan berladang<br />
Ladang-ladang<br />
7. Sistem religi<br />
Kepercayaan kepada Tuhan Yang MahaEsa<br />
Beribadah <br />
-Kristen<br />
-Animisme (kepercayaan kepada roh-roh)<br />
<br />
>>Gerakan Kebudayaan<br />
Gerakan yang dilakukan berupa gerakan melakukan pembauran atau asimilasi untuk mewujudkan integrasi kebudayaan. Gerakan ini dilakukan dengan bercampurnya budaya luar yang nerpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup masyarakat Dayak walaupun pembauran budaya ini lebih terkesan kearah negatif.mochamad taswidhttp://www.blogger.com/profile/15755625743054134880noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4011891817850851734.post-61027538053026025152011-11-14T16:37:00.001-08:002011-11-14T16:37:37.844-08:00Budaya Beripat Beregong di Belitung<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 16pt;">Asal Usul Beripat-Beregong</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 12pt;">Menurut cerita yang berkembang secara turun temurun, asal mula beripat - beregong bermula dari sebuah kelaka'--sebutan masyarakat Belitung untuk sebuah kampung kecil yang jauh di tengah hutan dan umumnya terletak tak jauhdari ume (huma, dalam bahasa Indonesia, red.) masyarakat. Keleka' tersebut dikenal dengan nama Keleka'Gelanggang (sekarang Desa Mentigi).</span><span style="font-size: 16pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 12pt;">Dikisahkan, pada zaman dahulu, di Keleka' Gelanggang tinggallah seorang gadis. Pada zamannya ia bisa dikatakan yang tercantik. Kecantikan si gadis itu telah membuat para pemuda baik dari Keleka' Gelanggang, maupun keleka' lain sekitarnya, untuk mempersuntingnya sebagai isteri.Namun, lantaran banyaknya lamaran datang, orang tua si gadis kesulitan memutuskan siapa pemuda yang patutditerimanya sebagai menantu. Selain itu, orang tua si gadis tahu bahwa sebagian besar pelamar itu memiliki ilmu tinggi.Misalnya, hanya dengan menunjuk saja, burung yang beterbangan akan jatuh. Atau pohon yang ditampar bisa langsung meranggas dan sebagainya. Karena itulah, selain sulit menerima, orang tua si gadis juga kesulitan untuk menolaknya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 12pt;">Dalam kebingungan, akhirnya, orang tua si gadis itu pun menemukan jawaban. Ia tidak akan menolak atau menerima satu pun dari lamaran tersebut. Ia baru akan menerima lamaran tersebut dengan satu syarat. Yaitu: yang berhak mendapatkan anaknya adalah yang memenangkan undian dimana undiannya ditetapkan sendiri oleh si peminang,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">tanpa campur tangannya. Diberi syarat demikian, akhirnya, para peminang setuju. Mereka sepakat untuk melakukan permainan pukul-pukulan dengan rotan, mengadu ilmu masing-masing. Siapa yang kena di bagian punggungnya dinyatakan kalah. Tapi, jika keduanya sama-sama terkena pukulan, yang keluar sebagai pemenang adalah yang menerima pukulan paling sedikit. Mereka juga sepakat menentukan hari permainan. Hari yang disepakati itupun tiba. Hari itu para peminang berkumpul di satu gelanggang yang telah disediakan, siap memainkan adu pukul-pukulan dengan rotan. Sementara itu, baik penduduk Keleka' Gelanggang maupun dari keleka' sekitarnya, berduyun-duyun datang ke gelanggang untuk menyaksikan adu sakti tersebut. Sebagai pengiring dipukul gong, kelinang, tawak-tawak, gendang dan ditiuplah serunai. Seiring bunyi-bunyian tersebut, jago-jago tadi pun mulai ngigal (menari berputar-putar, red.) sambil berseru: “Ini die no'ri Tembab, cube pute (nah, ini dia dari keleka ketembab, coba lawan). Seruan itu, sambil ngigal, disambut jago lain,dengan berseru: “Ini no' ri Balai Ulu, nda' nulak pasang.” Sementara yang lain berseru pula, “Ni buntake no' ri Nandong,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">dirit bangkai-e.” (Ini dari Keleka' Nandong, diseret bangkainya, tidak akan mundur). Dan lain-lain seruan yang menandakan keberanian menghadapi siapa saja. Pendek kata, diseling suara alat musik, terjadi perang seruan antara para jago tadi. Sementara itu jago-jago lain memperhatikan untuk mencari pasangan beripatnya dan bila telah ada yang menyetujui,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">masuklah ia ke gelanggang tempat ngigal tadi, sambil menepuk bahu pengigal tadi sambil berkata: “Kiape re?!” (gimana saudara?). Seruan itu akan dijawab pengigal -musuh- dengan jawaban: “Tulai!” (Jadi!).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 12pt;">Menurut ceritanya dalam pertandingan tersebut, karena sebagian peserta adalah orang-orang berilmu tinggi dan sama-sama tidak terkalahkan, tidak seorang pun yang kalah maupun menang. Demikianlah dongeng ringkas tentang beregong/beripat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">Atraksi budaya beregong/beripat, saat ini sudah jarang dimainkan. Terakhir atraksi budaya digelar pada acara Maras Tahun , 2003 silam, si Kecamatan Selat Nasik.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 12pt;">Namun, untuk menggelarnya tidak mudah, karena harus dimainkan dengan pendukung lengkap. Dimulai dari selamatan, pembangunan rumah tinggi (balai peregongan) setinggi 6-7 meter yang diberi tangga buat para penabuh naik untuk memainkan alat musik pukul, seperti: dua buah gong besar, satu buah tawak-tawak, delapan buah kelinang,</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">dua buah gendang panang, serta sebuah serunai. Untuk menaikkan alat-alat musik ini ke balai peregongan harus dipimpin seorang dukun atau ahli waris pemilik gong. Permainan beregong/beripat ini dipimpin seorang dukun/dukun kampung dibantu seorang juru pisah dan pencatat. Permainan ini diselenggarakan pada malam hari. Setelah gong dibunyikan ramailah pemain menari-nari (ngigal) sambilberseru-seru seperti seruan peminang putri cantik yang menjadi pemicu adanya permainan ini di zaman dulu. Jika seorang telah mendapat lawan, mereka berdua pergi ke tempat dukun, lalu petugas menanyakan apakah sudah kenal</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">sebelumnya dan lain-lain. Ada juga syarat, bahwa jago yang bertanding tidak boleh datang dari kampung yang sejalan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 12pt;">Setelah dukun tidak keberatan, begitu juga pembantunya, keduanya membuka baju mereka dan harus terlepas dari pinggang ke atas. Untuk melindungi kepala dan telinga, bagian kepala ditutup dengan sehelai kain. Sementara tangan kiri dikebat (bungkus, red.) guna menangkis pukulan lawan, juga menggunakan kain sampai sebatas lutut. Sebelum dimulai dukun pun akan memberi tahu peraturan yang harus ditaati, semisal: tidak boleh menyerang dengan mengecoh (menyeruduk), harus saling serang dan tidak menyerang bagian kepala ataupun bagian pinggang ke bawah. Pukulan yang dianggap sah adalah yang kena bagian belakang. Sebelum pertandingan dimulai kedua rotan pemain diperiksa dan diukur sama panjang, kemudian digosok dengan air jampi-jampi (dimanterai) yang sudah disediakan sebelumnya. Konon kabarnya, air jampi ini berkhasiat untuk menahan sakit meskipun kena pukulan berbekas besar (bintor, istilah setempat, red.) tapi baru terasa sakitnya setelah sampai di rumah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 12pt;">Setelah rotan diberi air jampi, semuanya bersiap-siap. Kedua pemain pun masuk ke gelanggang diiringi tempik sorak</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 12pt;">penonton. Semua pengigal yang ada di arena pun harus meninggalkan arena. Kedua orang ini saling berhadapan-hadapan, membuat gaya yang cukup menarik dalam memukul maupun menagkis. Padahal pertandingan sama sekali belum dimulai. Sekejap kemudian pertandingan pun siap dimulai. Kedua jago bersalaman lebih dulu, sambil mengucapkan kata: “Kite ne cuma main, ndak ade dendam udanya.” Dan, sang lawan pun akan menjawabnya dengan ucapan: “Silekan sidak ngempok dulu'”. Setelah itu pertandingan pun dimulai. Kedua jago saling serang, memukul dan menangkis. Suara besutan rotan pun seakan memecah kesunyian malam ditingkahi tempik sorak penonton yang mendukung jagonya masing-masing.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 12pt;">Setelah pertandingan berjalan cukup lama, juru pisah turun ke gelanggang, menghentikan pertandingan. Kedua jago pun dibawa ke hadapan dukun. Karena, biasanya, para petarung ini adalah juara di keleka'-nya, jarang ada yang terluka parah. Cuma, kalau bukan ahlinya, jangan berani-berani mencoba.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-size: 12pt; line-height: 115%;">Beripat ini merupakan sejenis permainan ketangkasan dengan menggunakan rotan sebagai alat pemukul. masing-masing pemain mengandalkan keahlian menangkis dan memukul punggung lawan. Untuk menentukan pemenangnya dilihat dari masing-masing punggung pemain yang luka paling sedikit akibat sabetan rotan. Permainan ini berakhir tanpa menimbulkan dendam diantara sesama pemain. biasanya sebelum permainan ini dimulai, setiap pemain harus menari yang disebut "Nigal" yaitu untuk mencari lawan tanding. Musik pengiringnya dimeriahkan bunyi-bunyian yang terdiri dari musik pukul berupa "kelinang" (gamelan dan gong) serta "serunai" (alat tiup). musik tersebut dimainkan atas sebuah bangunan yang tingginya mencapai 5-6 meter yang di sebut "Balai Peregongan."</span></div>mochamad taswidhttp://www.blogger.com/profile/15755625743054134880noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4011891817850851734.post-42282198213249421922011-11-14T16:35:00.001-08:002011-11-14T16:35:43.015-08:00BUDAYA PEMAKAMAN DI TORAJA<div class="MsoNormal" style="color: lime; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Dalam masyarakat Toraja, upacara pemakaman merupakan ritual yang paling penting dan berbiaya mahal. Semakin kaya dan berkuasa seseorang, maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal. Dalam agama aluk, hanya keluarga bangsawan<span> </span>yang berhak menggelar pesta pemakaman yang besar. Pesta pemakaman seorang bangsawan biasanya dihadiri oleh ribuan orang dan berlangsung selama beberapa hari. Sebuah tempat prosesi pemakaman yang disebut rante<span> </span>biasanya disiapkan pada sebuah padang rumput yang luas, selain sebagai tempat pelayat yang hadir, juga sebagai tempat lumbung padi, dan berbagai perangkat pemakaman lainnya yang dibuat oleh keluarga yang ditinggalkan. Musik suling, nyanyian, lagu dan puisi, tangisan dan ratapan merupakan ekspresi duka cita yang dilakukan oleh suku Toraja tetapi semua itu tidak berlaku untuk pemakaman anak-anak, orang miskin, dan orang kelas rendah.Upacara pemakaman ini kadang-kadang baru digelar setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sejak kematian yang bersangkutan, dengan tujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat mengumpulkan cukup uang untuk menutupi biaya pemakaman.[24] Suku Toraja percaya bahwa kematian bukanlah sesuatu yang datang dengan tiba-tiba tetapi merupakan sebuah proses yang bertahap menuju Puya (dunia arwah, atau akhirat). Dalam masa penungguan itu, jenazah dibungkus dengan beberapa helai kain dan disimpan di bawah tongkonan. Arwah orang mati dipercaya tetap tinggal di desa sampai upacara pemakaman selesai, setelah itu arwah akan melakukan perjalanan ke Puya.</div><div class="MsoNormal" style="color: lime; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> </div><div class="MsoNormal" style="color: lime; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="color: lime; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Bagian lain dari pemakaman adalah penyembelihan kerbau. Semakin berkuasa seseorang maka semakin banyak kerbau yang disembelih. Penyembelihan dilakukan dengan menggunakan golok. Bangkai kerbau, termasuk kepalanya, dijajarkan di padang, menunggu pemiliknya, yang sedang dalam "masa tertidur". Suku Toraja percaya bahwa arwah membutuhkan kerbau untuk melakukan perjalanannya dan akan lebih cepat sampai di Puya jika ada banyak kerbau. Penyembelihan puluhan kerbau dan ratusan babi merupakan puncak upacara pemakaman yang diringi musik dan tarian para pemuda yang menangkap darah yang muncrat dengan bambu panjang. Sebagian daging tersebut diberikan kepada para tamu dan dicatat karena hal itu akan dianggap sebagai utang pada keluarga almarhum.</div><div class="MsoNormal" style="color: lime; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Ada tiga cara pemakaman: Peti mati dapat disimpan di dalam gua, atau di makam batu berukir, atau digantung di tebing. Orang kaya kadang-kadang dikubur di makam batu berukir. Makam tersebut biasanya mahal dan waktu pembuatannya sekitar beberapa bulan. Di beberapa daerah, gua batu digunakan untuk meyimpan jenazah seluruh anggota keluarga. Patung kayu yang disebut tau tau biasanya diletakkan di gua dan menghadap ke luar.[27] Peti mati bayi atau anak-anak digantung dengan tali di sisi tebing. Tali tersebut biasanya bertahan selama setahun sebelum membusuk dan membuat petinya terjatuh.</div>mochamad taswidhttp://www.blogger.com/profile/15755625743054134880noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4011891817850851734.post-3782549559496539072011-11-14T16:33:00.001-08:002011-11-14T16:33:47.356-08:00Pesta Maras Taun Di Bangka Belitung<div class="MsoNormal" style="color: lime; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Kali ini kita berlayar dan berlabuh ke sebuah desa bernama Desa Selat Nasik yang ada di Pulau Mendanau di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Masyarakat di Desa Selat Nasik memiliki pesta adat tahunan yang disebut maras taun. Pesta maras taun adalah pesta yang digelar untuk merayakan hari panen padi. Tradisi ini awalnya hanya dilakukan para petani, kemudian diikuti juga para nelayan dan seluruh penduduk sebagai ungkapan rasa syukur. Para petani bersyukur atas hasil panen yang berlimpah dan para nelayan bersyukur atas penangkapan ikan tenggiri dan air laut yang tenang.Pesta maras taun bermakna penduduk desa Selat Nasik meninggalkan tahun lampau dengan rasa syukur dan menyambut tahun yang baru dengan harapan akan kebaikan.<span> </span>Kata maras taun sendiri diambil dari kata maras berarti memotong dan taun berarti tahun. Tradisi ini biasanya berlangsung selama tiga hari berturut-turut.Pada pesta adat ini disajikan beragam kesenian tradisional dari Bangka Belitung dan dari daerah lainnya, seperti kesenian Stambul Fajar, yaitu keroncong khas Belitung, Tari Piring khas suku Minang, dan Teater Dulmuluk khas Sumatera Selatan. Selain kesenian tradisional ada juga pertunjukan musik organ tunggal untuk menambah kemeriahan pesta.</div><div class="MsoNormal" style="color: lime; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Setelah dua hari menyuguhkan beragam kesenian tradisional, tibalah saatnya puncak perayaan maras taun. Acara puncak dibuka dengan tari dan lagu maras taun. Tari dan lagu maras taun dibawakan oleh 12 gadis cilik<span> </span>berpakaian petani perempuan. Kedua belas penari cilik ini memakai atasan kebaya warna-warni dan kain lipat pendek.Mereka juga menggunakan selendang sebagai hiasan kepala dan topi caping. Seperti kostumnya, gerak dalam tari maras taun ini juga menggambarkan gerak-gerak petani yang sedang memanen. Sambil menari mereka juga melantunkan lagu yang bercerita tentang ungkapan rasa syukur atas hasil bumi yang mereka dapatkan pada tahun itu.</div><div class="MsoNormal" style="color: lime; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Setelah pesta dibuka dengan tari dan lagu maras taun, acara dilanjutkan dengan tradisi Kesalan. Tradisi kesalan merupakan rangkaian acara pengungkapan rasa syukur dengn doa-doa yang dipimpin oleh dua orang tetua adat dari Desa Selat Nasik. Setelah memimpin doa, kedua orang tetua ini kemudian melakukan ritual penyiraman air yang telah dicampur dengan daun Nereuse dan dau ati-ati. Makan penyiraman air ini adalah untuk membersihkan kesialan dari penduduk desa.Acara yang paling meriah dan paling ditunggu-tunggu dalam pesta maras taun adalah tradisi berebut lepat. Lepat adalah makanan tradisional terbuat dari beras, dibungkus dengan daun pisang, dan dikukus. Khusus pesta maras taun di Bangka Belitung, lepat dibuat dari beras merah dan potongan ikan atau daging sapi.<span> </span>Lepat yang disajikan ada yang besar berukuran 25 kilogram dan ada yang kecil-kecil yang dibuat sebanyak 5000 buah. Lepat yang berukuran besar dibuat untuk ritual pemotongan yang dilakukan oleh pemimpin desa.</div><div class="MsoNormal" style="color: lime; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Setelah dipotong, lepat akan dibagi-bagikan kepada warga yang mengikuti pesta. Pemotongan lepat oleh pemimpin adat ini adalah menyimbolkan kewajiban seorang pemimpin yang harus melayani warganya. Setelah acara pemotongan lepat, seluruh warga kemudian beramai-ramai memperebutkan lepat beras merah yang sudah disediakan. Acara berebut lepat ini memiliki makna kegembiraan penduduk desa atas hasil panen padi dan ikan mereka dapatkan.Anda bisa datang dan bergabung dalam kemeriahan pesta maras taun. Maras taun terbuka untuk umum dan tidak memungut bayaran sama sekali. Anda bisa datang langsung ke Desa Selat Nasik dengan menyewa perahu dari pelabuhan Tanjung Pandan di Kebupaten Belitung dengan lama perjalanan sekitar 3 jam. Di Pulau Mendanau tidak ada penginapan yang bisa anda sewa. Namun uniknya, anda bisa menumpang di rumah-rumah penduduk karena mereka sangat terbuka dan bersahabat terhadap para wisatawan yang datang ke pulau mereka.Trn-Ike(8/11)pi</div>mochamad taswidhttp://www.blogger.com/profile/15755625743054134880noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4011891817850851734.post-28668073273334299762011-11-14T16:31:00.001-08:002011-11-14T16:31:56.132-08:00Tradisi Memotong Jari di Papua<div class="MsoNormal" style="color: orange; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> Apakah ungkapan kesedihan yang dipertunjukkan oleh seseorang yang kehilangan anggota keluarganya. Menangis, barang kali itu yang paling sering kita jumpai. Bagi umumnya masyarakat pengunungan tengah dan khususnya masyarakat Wamena ungkapan kesedihan akibat kehilangan salah satu anggota keluarga tidak hanya dengan menangis saja.</div><div class="MsoNormal" style="color: orange; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Biasanya mereka akan melumuri dirinya dengan lumpur untuk jangka waktu tertentu. Namun yang membuat budaya mereka berbeda dengan budaya kebanyakan suku di daerah lain adalah memotong jari mereka.</div><div class="MsoNormal" style="color: orange; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Hampir sama dengan apa yang dilakukan oleh para Yakuza (kelompok orangasasi garis keras terkenal di Jepang) jika mereka telah melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh organisasi atau gagal dalam menjalankan misi mereka. Sebagai ungkapan penyesalannya, mereka wajib memotong salah satu jari mereka. Bagi masyarakat pengunungan tengah, pemotongan jari dilakukan apabila anggota keluarga terdekat seperti suami, istri, ayah, ibu, anak, kakak, atau adik meninggal dunia.</div><div class="MsoNormal" style="color: orange; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Pemotongan jari ini melambangkan kepedihan dan sakitnya bila kehilangan anggota keluarga yang dicintai. Ungkapan yang begitu mendalam, bahkan harus kehilangan anggota tubuh. Bagi masyarakat pegunungan tengah, keluarga memiliki peranan yang sangat penting. Bagi masyarakat Balim Jayawijaya kebersamaan dalam sebuah keluarga memiliki nilai-nilai tersendiri.</div><div class="MsoNormal" style="color: orange; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Pemotongan jari itu umumnya dilakukan oleh kaum ibu. Namun tidak menutup kemungkinan pemotongan jari dilakukan oleh anggota keluarga dari pihak orang tua laki-laki atau pun perempuan. Pemotongan jari tersebut dapat pula diartikan sebagai upaya untuk mencegah 'terulang kembali' malapetakayang telah merenggut nyawa seseorang di dalam keluarga yang berduka.</div><div class="MsoNormal" style="color: orange; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Seperti kisah seorang ibu asal Moni (sebuah suku di daerah Paniai), dia bercerita bahwa jari kelingkingnya digigit oleh ibunya ketika ia baru dilahirkan. Hal itu terpaksa dilakukan oleh sang ibu karena beberapa orang anakyang dilahirkan sebelumnya selalu meninggal dunia. Dengan memutuskan jari kelingking kanan anak baru saja ia lahirkan, sang ibu berharap agar kejadianyang menimpa anak-anak sebelumnya tidak terjadi pada sang bayi. Hal ini terdengar sangat eksrim, namun kenyataannya memang demikian, wanita asal Moni ini telah memberikan banyak cucu dan cicit kepada sang ibu.</div><div class="MsoNormal" style="color: orange; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Pemotongan jari dilakukan dengan berbagai cara. Ada yang memotong jari dengan menggunakan alat tajam seperti pisau, parang, atau kapak. Cara lainnya adalah dengan mengikat jari dengan seutas tali beberapa waktu lamanya sehingga jaringanyang terikat menjadi mati kemudian dipotong.</div><div class="MsoNormal" style="color: orange; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Namun kini budaya 'potong jari' sudah ditinggalkan. sekarang jarang ditemui orang yang melakukannya beberapa dekade belakangan ini. Yang masih dapat kita jumpai saat ini adalah mereka yang pernah melakukannya tempo dulu. Hal ini disebabkan oleh karena pengaruh agama yang telah masuk hingga ke pelosok daerah di Papua.</div>mochamad taswidhttp://www.blogger.com/profile/15755625743054134880noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4011891817850851734.post-8673251690143543482011-11-14T16:29:00.001-08:002011-11-14T16:29:56.019-08:00Tradisi Muang Jong Ritus Menjaga Keseimbangan Alam di Belitung<div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Setiap tahun masyarakat suku laut di Kepulauan Bangka Belitung menggelar ritual Muang Jong untuk keselamatan mereka yang mencari nafkah di laut. Kini upacara sakral itu menjadi bagian dari daya tarik wisata di daerah ini.Syair ”Gajah Manunggang” yang berstruktur seperti pantun itu sendiri mengambil metafora terkait keberadaan ikan besar berbentuk seperti gajah. Ikan ”berbelalai” dan ”bertaring” ini dipercaya benar-benar ada. Mereka menyebut hewan laut— oleh masyarakat pada umumnya dianggap hanya mitos—tersebut sebagai gajah mina.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Seperti kisah lumba-lumba yang kerap menolong para nelayan saat terkena musibah di laut, gajah mina pun demikian. Setelah terapung-apung di laut lepas, gajah minalah yang diharapkan mau menyediakan diri jadi tunggangan Orang Sawang agar selamat dan bisa pulang ke tengah komunitasnya. Bait-bait lagu itu juga berisikan ratapan, doa, dan harapan yang merefleksikan kesedihan akan musibah yang menimpa kerabat mereka sesama Orang Sawang.Sejatinya, beberapa nyanyian komunitas suku laut yang ada di wilayah perairan Kepulauan Bangka Belitung ini hanya dimunculkan saat acara ritual tertentu. Salah satunya dalam upacara Muang Jong yang dilakukan setahun sekali setiap menjelang datangnya musim angin barat di kawasan ini.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Namun, seiring berjalannya waktu dan persentuhan mereka yang kian intens dengan ”orang darat”, tabu-tabu itu mulai menipis. Beberapa bagian dari rangkaian ritual tersebut masih bisa dihadirkan ke khalayak luar, bahkan dipanggungkan di luar upacara-upacara sakral mereka. Upacara Muang Jong yang seharusnya hanya berlangsung sekali setahun, biasanya digelar bulan Juli saat bulan naik pada penanggalan hitungan ganjil sebelum tanggal 21, pun sudah bisa ”dipesan” untuk kepentingan agenda kepariwisataan pemerintah setempat.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span> </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 16pt; line-height: 115%;">Sedekah laut</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Kisah itu bermula ketika pada satu masa sekelompok Orang Sawang yang tengah berada di laut lepas ditimpa musibah. Ombak bergulung-gulung yang menyertai hujan badai telah membalikkan perahu mereka. Setelah berminggu-minggu terapung, akhirnya pertolongan itu datang lewat penjelmaan dewa-dewi yang belakangan dipercaya sebagai penguasa laut.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Mereka diselamatkan ke tempat yang disebut gusong timur. Di sana diperlihatkan sebuah jong (perahu) dan pondok kecil yang mereka sebut ancak. Ketika para penyelamat Orang Sawang itu menghilang, sadarlah mereka bahwa sang penyelamat tak lain adalah dewa-dewi penguasa laut.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">”Menurut yang empunya cerita, sejak itulah Orang Sawang memutuskan mengadakan ritual Muang Jong dengan cara meniru bentuk jong dan ancak yang diperlihatkan kepada mereka,” tutur Salim Yan Albert Hoogstat, pemerhati budaya dan tradisi Belitung yang banyak bergaul dengan Orang Sawang.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Dalam bahasa umum, upacara Muang Jong yang berpuncak pada ritual membuang miniatur perahu/kapal berikut sesaji yang menyertainya ke laut adalah semacam kegiatan sedekah laut. Selain untuk mengenang arwah leluhur mereka yang meninggal karena ganasnya ombak di lautan, tradisi ini sekaligus sebagai sarana untuk memohon agar diberikan perlindungan dan keselamatan bagi siapa pun yang menggantungkan hidup dengan mencari nafkah di laut.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Bulan Juli dipilih sebagai waktu pelaksanaan Muang Jong lebih karena pertimbangan bahwa pada bulan-bulan berikutnya datang angin barat. Pada bulan-bulan tersebut biasanya ombak di laut mulai mengganas, ditandai tingginya empasan gelombang dan cuaca yang kian tak menentu.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">”Pelaksanaannya paling tidak berlangsung tiga hari tiga malam. Di dalamnya banyak ritual yang harus dijalankan. Sebagai salah seorang dukun atau pawang di kalangan Orang Sawang, biasanya Mak Una ikut memimpin ritual-ritual itu,” kata Idris Said.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Meski bukan asli Orang Sawang, tetapi karena lahir dan besar di lingkungan masyarakat suku laut di daerah ini, Idris sudah diakui sebagai bagian dari mereka. Dalam relasi sosial antarmereka, Idris dilibatkan dalam berbagai ritual Orang Sawang. Saat ini ia bahkan memimpin Sanggar Ketimang Burong, kelompok kesenian yang mencoba mempresentasikan keberadaan Orang Sawang.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 20pt; line-height: 115%;">Kearifan lokal</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Sebelum proses puncak pelarungan jong ke laut, ritual diawali pencarian tempat (pantai atau pulau) dan waktu upacara akan digelar.Setelah disetujui penguasa laut lewat ”komunikasi spiritual” dalam ritual khusus yang dipimpin oleh dukun atau sang pawang, rangkaian ritual berikutnya sudah menunggu.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Mulai dari prosesi mencari pokok pohon kayu di hutan untuk pembuatan replika jong, ancak, dan tiang yang akan dipasang di tanah lapang (tiang jitun menurut istilah mereka) hingga persiapan akhir sebelum jong dibuang ke laut, beragam ritual dilakukan.Baik berupa ritual untuk mengundang roh penjaga laut dan darat, yang dilakukan berkali-kali, maupun ritual yang dikemas dalam bentuk seni pertunjukan.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Momen berupa acara kesenian (baca: permainan Orang Sawang) inilah yang ditunggu-tunggu oleh orang luar. Tarian dan nyanyi- nyanyian yang dihadirkan lebih menggambarkan sikap dan pandangan hidup mereka sehari- hari. Di dalamnya tecermin berbagai kearifan lokal yang mereka miliki. Secara tak langsung, peristiwa budaya ini sekaligus berfungsi semacam bagian dari model sistem pewarisan nilai-nilai tradisi di kalangan Orang Sawang.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Setelah jong dibuang ke laut, selama tujuh hari mereka tidak dibolehkan melaut. Pelanggaran atas larangan ini dipercaya akan mendatangkan musibah.Dalam perspektif kekinian, semangat di balik larangan itu sesungguhnya terkandung pesan moral terkait perlunya upaya menjaga keseimbangan alam. Prinsip ini tak ubahnya seperti ”jeda tebang” dalam upaya pelestarian di bidang kehutanan.Kearifan untuk menjaga kehormanisan hidup pun tecermin dari salah satu rangkaian prosesi upacara Muang Jong. Sebutlah seperti dalam ritual ”jual-beli” jong, yang melibatkan dua pihak: roh halus penguasa laut dan darat. Proses ”jual-beli” itu sendiri bersifat simbolik.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Bahwa, rezeki dari laut sebagaimana yang selalu diharapkan oleh para nelayan akan terpenuhi bila manusia ”menerima” dan tidak ”memusuhi” laut dengan segala isinya. Laut dan ekosistem yang ada di dalamnya harus selalu dijaga. Oleh karena itu, kegiatan memungut hasil laut pun sepatutnya dilakukan dengan cara yang tidak berlebihan, tidak eksploitatif, apalagi sampai menggunakan bom ikan dan sejenisnya.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">Di sisi lain, ritual ini juga mengedepankan semangat menjaga keharmonisan hidup antara orang-orang suku laut dan orang darat. Kedua pihak harus bisa saling menerima dan menghargai, tentu dengan segala adat dan tradisi masing-masing. (KEN)</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div>mochamad taswidhttp://www.blogger.com/profile/15755625743054134880noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4011891817850851734.post-10493170858655355342011-11-14T16:28:00.000-08:002011-11-14T16:28:06.646-08:00Tradisi Perang Ketupat di Tempilang, Bangka Belitung<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><i>Gendang panjang, gendang Tempilang</i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><i>Gendang disambit, kulet belulang</i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><i>Tari kamei, tari Serimbang,</i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><i>Tari kek nyambut, tamu yang datang</i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Lagu Timang Burong (Menimang Burung) pengiring tari serimbang itu dilantunkan secara lembut. Lagu itu, diiringi suara gendang dari enam penabuh serta alunan dawai (alat musik), untuk mengiringi gerak lima penari remaja yang menyambut tamu. Dengan baju dan selendang merah, kelima penari menyita perhatian ribuan pengunjung yang memadati Pantai Pasir Kuning, Tempilang, Bangka Barat, Propinsi Kepulauan Bangka Belitung.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Tarian yang menggambarkan kegembiraan sekumpulan burung siang menyambut kehadiran seekor burung malam itu merupakan pembukaan dari rangkaian tradisi perang ketupat, khas Kecamatan Tempilang di Bangka Belitung. Tradisi tersebut menggambarkan perang terhadap makhluk-makhluk halus yang jahat, yang sering mengganggu kehidupan masyarakat.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Tradisi itu sebenarnya sudah dimulai pada malam sebelum perang ketupat dimulai. Pada malam hari sebelumnya, tiga dukun Kecamatan Tempilang, yaitu dukun darat, dukun laut, dan dukun yang paling senior, memulai upacara Penimbongan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Upacara dimaksudkan untuk memberi makan makhluk halus yang dipercaya bertempat tinggal di darat. Sesaji untuk makanan makhluk halus itu diletakkan di atas penimbong atau rumah-rumahan dari kayu menangor.Secara bergantian, ketiga dukun itu memanggil roh-roh di Gunung Panden, yaitu Akek Sekerincing, Besi Akek Simpai, Akek Bejanggut Kawat, Datuk Segenter Alam, Putri Urai Emas, Putri Lepek Panden, serta makhluk halus yang bermukim di Gunung Mares, yaitu Sumedang Jati Suara dan Akek Kebudin.Menurut para dukun, makhluk-makhluk halus itu bertabiat baik dan menjadi penjaga Desa Tempilang dari serangan roh-roh jahat. Karena itu, mereka harus diberi makan agar tetap bersikap baik terhadap warga desa.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Pada upacara Penimbongan itu digelar tari campak, tari serimbang, tari kedidi, dan tari seramo. Tari campak dilakukan dalam beberapa tahap dengan iringan pantun yang dinyanyikan secara bersahut-sahutan. Tari ini juga biasa digelar dalam pesta pernikahan atau pesta rakyat lainnya.Tari kedidi lebih mirip dengan peragaan jurus-jurus silat yang diilhami gerakan lincah burung kedidi, sedangkan tari seramo merupakan tari penutup yang menggambarkan pertempuran habis-habisan antara kebenaran melawan kejahatan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Seusai upacara Penimbongan, para dukun itu kembali mengadakan upacara Ngancak, yakni pada tengah malamnya. Upacara Ngancak dimaksudkan memberi makan kepada makhluk halus penunggu laut.Diterangi empat batang lilin, dukun laut membuka acara itu dengan membaca mantra-mantra pemanggil makhluk halus penunggu laut, di antara bebatuan tepi Pantai Pasir Kuning, Tempilang. Nama-nama makhluk halus itu diyakini tidak boleh diberitahukan kepada masyarakat agar tidak disalahgunakan untuk kepentingan tertentu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Seperti pada upacara Penimbongan, upacara Ngancak juga dilengkapi sesaji bagi makhluk halus penunggu laut. Sesaji itu dipercaya merupakan makanan kesukaan siluman buaya, yaitu buk pulot atau nasi ketan, telur rebus, dan pisang rejang.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 18pt;">Perang ketupat</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Pagi harinya, seusai tari serimbang digelar, dukun darat dan dukun laut bersatu merapal mantra di depan wadah yang berisi 40 ketupat. Mereka juga berdoa kepada Yang Maha Kuasa agar perayaan tersebut dilindungi, jauh dari bencana.Di tengah membaca mantra, dukun darat tiba-tiba tak sadarkan diri (trance) dan terjatuh. Dukun laut menolongnya dengan membaca beberapa mantra, dan akhirnya dukun darat pun sadar dalam hitungan detik.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Menurut beberapa orang tua di tempat tersebut, ketika itu dukun darat sedang berhubungan dengan arwah para leluhur. Kenyataannya, setelah siuman, dukun darat menyampaikan beberapa hal yang tidak boleh dilakukan (pantangan) warga selama tiga hari, antara lain melaut, bertengkar, menjuntai kaki dari sampan ke laut, menjemur pakaian di pagar, dan mencuci kelambu serta cincin di sungai atau laut.Setelah semua ritual doa selesai, kedua dukun itu langsung menata ketupat di atas sehelai tikar pandan. Sepuluh ketupat menghadap ke sisi darat dan sepuluh lainnya ke sisi laut. Kemudian, 20 pemuda yang menjadi peserta perang ketupat juga berhadapan dalam dua kelompok, menghadap ke laut dan ke darat.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Dukun darat memberi contoh dengan melemparkan ketupat ke punggung dukun laut dan kemudian dibalas, tetapi ketupat tidak boleh dilemparkan ke arah kepala. Kemudian, dengan aba-aba peluit dari dukun laut, perang ketupat pun dimulai.Ke-20 pemuda langsung menghambur ke tengah dan saling melemparkan ketupat ke arah lawan mereka. Semua bersemangat melemparkan ketupat sekeras-kerasnya dan berebut ketupat yang jatuh. Keadaan kacau sampai dukun laut meniup peluitnya tanda usai perang dan mereka pun berjabat tangan.Selanjutnya, perang babak kedua dimulai. Prosesnya sama dengan yang pertama, tetapi pesertanya diganti. Perang kali ini pun tidak kalah serunya karena semua peserta melempar ketupat dengan penuh emosi.Rangkaian upacara itu ditutup dengan upacara Nganyot Perae atau menghanyutkan perahu mainan dari kayu ke laut. Upacara itu dimaksudkan mengantar para makhluk halus pulang agar tidak mengganggu masyarakat Tempilang.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 18pt;">Pergeseran budaya</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Kentalnya pengaruh dukun dan dominannya aspek animisme (kepercayaan terhadap roh dan mahluk halus) dalam tradisi perang ketupat terjadi karena budaya ini merupakan warisan masyarakat asli Pulau Bangka yang belum beragama, atau sering disebut sebagai orang Lom. Tidak ada yang mengetahui secara pasti kapan dimulainya tradisi ini. Namun, berdasarkan cerita rakyat, ketika Gunung Krakatu meletus pada tahun 1883, tradisi ini sudah ada.Seiring dengan masuknya pengaruh Islam ke Bangka, tradisi tersebut pun mengalami beberapa perubahan cara dan pergeseran substansi. Meskipun tetap turut menonton perang ketupat, sebagian besar warga yang beragama Islam telah mengubah beberapa ritual menjadi bernuansa islami.Perayaan yang dulunya difokuskan bagi roh-roh halus, kini sebagian ditujukan untuk mengenang arwah leluhur. Demikian pula dengan sesaji, diubah menjadi kenduri untuk dimakan bersama.</div>mochamad taswidhttp://www.blogger.com/profile/15755625743054134880noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4011891817850851734.post-3784188861182462222011-11-14T16:25:00.001-08:002011-11-14T16:25:43.473-08:00BUDAYA LESONG PANJANG DIBELITONGLesong Panjang : nama dari alat dan permainan itu sendiri. biasanya dimainkan pada saat musim panen padi tiba, alat utamanya adalah sebuah lesong terbuat dari kayu pilihan yang bersuara keras dan jernih. Panjang lesong bervariasi antara 1 - 1,5 meter dengan diameter 25 cm - 30 cm. Alat untuk memukul lesong dinamakan Alu dan panjang bervariasi dari 75 cm hingga 120cm dengan diameter hingga 6 cm. lesong dibuat dalam berbagai model dan ukuran sesuai selera pemain. Cara memainkan alat tersebut adalah dengan memukul-mukul lesong dengan alu.mochamad taswidhttp://www.blogger.com/profile/15755625743054134880noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4011891817850851734.post-951176123070210852011-11-14T16:22:00.001-08:002011-11-14T16:22:57.273-08:00Rumah adat Bangka Belitung<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihS_GTWoS3D1dQ56nl7LAu-LUmhKiQENJSYwBZawMe6OEfmoAumBCYoDiDkebp72Au5fnMj8sWMTIjSbMj0CjbizEYmzThgRSR3PFcpZWy90_EGmFK-2PQbEBFNb4EhlSLYlVhsY1FZg8/s1600/rumah+adat+belitung+-+ahs.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="213" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEihS_GTWoS3D1dQ56nl7LAu-LUmhKiQENJSYwBZawMe6OEfmoAumBCYoDiDkebp72Au5fnMj8sWMTIjSbMj0CjbizEYmzThgRSR3PFcpZWy90_EGmFK-2PQbEBFNb4EhlSLYlVhsY1FZg8/s320/rumah+adat+belitung+-+ahs.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> <span style="font-family: "Comic Sans MS"; font-size: 14pt; line-height: 115%;">Rumah panggung, rumah limas dan rumah rakit merupakan rumah tradisional Bangka Belitung. Hampir sama dengan propinsi lain yang ada di Pulau Sumatera model arsitektur rumah adat Bangka Belitung berciri arsitektur Melayu.Terdapat tiga macam ciri arsitektur rumah adat yaitu arsitektur Melayu awal, Melayu Bubung Panjang dan Melayu Bubung Limas. Arsitektur rumah Melayu Awal berujud rumah panggung kayu dimana hampir semua bahan material yang di pakai untuk rumah ini berupa kayu, bambu, rotan, akar pohon, daun-daun atau alang-alang yang banyak tumbuh dan sangat mudah diperoleh di sekitar pemukiman.<span> </span>Arsitektur rumah Melayu Awal ini biasanya beratap tinggi dan sebagian atapnya miring. Saat pembangunan rumah yang berkaitan dengan tiang, masyarakat Kepulauan Bangka Belitung mengenal falsafah 9 tiang, dimana bangunan rumah yang didirikan memiliki 9 buah tiang. Tiang utama tempatnya di tengah dan didirikan pertama kali. Kemuduan atap rumah ditutup dengan daun rumbia. Sementara bagian dindingnya biasanya dibuat dari bahan pelepah/kulit kayu atau menggunakan buluh (bambu).</span></div>mochamad taswidhttp://www.blogger.com/profile/15755625743054134880noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-4011891817850851734.post-47276706949170625922011-11-14T15:59:00.000-08:002011-11-14T15:59:21.819-08:00Rumah Adat Betang<div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Pada masa lalu, kehidupan suku-suku Dayak yang berdiam di pedalaman Kalimantan itu hidup secara berkelompok-kelompok. Di mana kehidupan yang mereka jalani pasti dilalui bersama, hal itu terwujud dalam sebuah karya yaitu, Huma Betang (Rumah Betang).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Betang memiliki keunikan tersendiri dapat diamati dari bentuknya yang memanjang serta terdapat hanya terdapat sebuah tangga dan pintu masuk ke dalam Betang. Tangga sebagai alat penghubung pada Betang dinamakan hejot. Betang yang dibangun tinggi dari permukaan tanah dimaksudkan untuk menghindari hal-hal yang meresahkan para penghuni Betang, seperti menghindari musuh yang dapat datang tiba-tiba, binatang buas, ataupun banjir yang terkadang melanda Betang. Hampir semua Betang dapat ditemui di pinggiran sungai-sungai besar yang ada di Kalimantan.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"> </div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_XCW-7wbnxUxMbQKha6wezSyYWK658nV8v6r8k1Wa1qGJp9P92q2mLGwaYw4xqnRoWGwX4X3ZWbFwITbw2m5gK890XtAMeI9PzOGyJF0eX0LcswQKwyvmlf50L1EheRZn4AgShX89Yxs/s1600/huma-betang-tumbang-gagu.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi_XCW-7wbnxUxMbQKha6wezSyYWK658nV8v6r8k1Wa1qGJp9P92q2mLGwaYw4xqnRoWGwX4X3ZWbFwITbw2m5gK890XtAMeI9PzOGyJF0eX0LcswQKwyvmlf50L1EheRZn4AgShX89Yxs/s1600/huma-betang-tumbang-gagu.jpg" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Betang dibangun biasanya berukuran besar, panjangnya dapat mencapai 30-150 meter serta lebarnya dapat mencapai sekitar 10-30 meter, memiliki tiang yang tingginya sekitar 3-5 meter. Betang di bangun menggunakan bahan kayu yang berkualitas tinggi, yaitu kayu ulin (Eusideroxylon zwageri T et B), selain memiliki kekuatan yang bisa berdiri sampai dengan ratusan tahun serta anti rayap.</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Betang biasanya dihuni oleh 100-150 jiwa di dalamnya, sudah dapat dipastikan suasana yang ada di dalamnya. Betang dapat dikatakan sebagai rumah suku, karena selain di dalamnya terdapat satu keluarga besar yang menjadi penghuninya dan dipimpin pula oleh seorang Pambakas Lewu. Di dalam betang terbagi menjadi beberapa ruangan yang dihuni oleh setiap keluarga.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Pada halaman depan Betang biasanya terdapat balai sebagai tempat menerima tamu maupun sebagai tempat pertemuan adat. Pada halaman depan Betang selain terdapat balai juga dapat dijumpai sapundu. Sapundu merupakan sebuah patung atau totem yang pada umumnya berbentuk manusia yang memiliki ukiran-ukiran yang khas. Sapundu memiliki fungsi sebagai tempat untuk mengikatkan binatang-binatang yang akan dikorbankan untuk prosesi upacara adat. Terkadang terdapat juga patahu di halaman Betang yang berfungsi sebagai rumah pemujaan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Pada bagian belakang dari Betang dapat ditemukan sebuah balai yang berukuran kecil yang dinamakan tukau yang digunakan sebagai gudang untuk menyimpan alat-alat pertanian, seperti lisung atau halu. Pada Betang juga terdapat sebuah tempat yang dijadikan sebagai tempat penyimpanan senjata, tempat itu biasa disebut bawong. Pada bagian depan atau bagian belakang Betang biasanya terdapat pula sandung. Sandung adalah sebuah tempat penyimpanan tulang-tulang keluarga yang sudah meninggal serta telah melewati proses upacara tiwah.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Salah satu kebiasaan suku Dayak adalah memelihara hewan, seperti anjing, burung, kucing, babi, atau sapi. Selain karena ingin merawat anjing, suku Dayak juga sangat membutuhkan peran anjing sebagai 'teman' yang setia pada saat berburu di hutan belanntara. Pada zaman yang telah lalu suku Dayak tidak pernah mau memakan daging anjing, karena suku Dayak sudah menganggap anjing sebagai pendamping setia yang selalu menemani khususnya ketika berada di hutan. Karena sudah menganggap anjing sebagai bagian dari suku Dayak, anjing juga diberi nama layaknya manusia.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">Sangat patut disayangkan seiring dengan modernisasi bangunan-bangunan masa sekarang, Betang kini hampir di ujung kepunahan, padahal Betang merupakan salah satu bentuk semangat serta perwujudan dari sebuah kebersamaan suku Dayak. Mungkin nanti Betang akan benar-benar punah tetapi merupakan tanggung jawab kita kepada leluhur untuk tetap mempertahankan semangat Huma Betang. Patut kita sadari di dalam diri ini pasti terdapat rasa untuk tetap memperjuangkan kebudayaan dari leluhur.</div>mochamad taswidhttp://www.blogger.com/profile/15755625743054134880noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4011891817850851734.post-74086600297362162092011-11-14T15:56:00.000-08:002011-11-14T15:56:35.618-08:00RUMAH ADAT MENTAWAI<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiV6JWl0wOwwmNyjz4U-PzZnz1vVPn8EkyXiBtJfmhCYnGQAx9pJ6qfmU8lEe7HtIkAVB9SA5966UdWNnjvoof1YvN92oAWFqIgipltvVs9iGffLsgoq6dCuePSnBi2UeX8F8iVA3LEAis/s1600/Mentawai3.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiV6JWl0wOwwmNyjz4U-PzZnz1vVPn8EkyXiBtJfmhCYnGQAx9pJ6qfmU8lEe7HtIkAVB9SA5966UdWNnjvoof1YvN92oAWFqIgipltvVs9iGffLsgoq6dCuePSnBi2UeX8F8iVA3LEAis/s1600/Mentawai3.jpg" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">Mentawai memang kaya akan budaya. Salaha satunya adalah rumah adat. Mentawai terdapat tiga macam rumah, yaitu </div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span> </span><span> </span>1. Uma</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Rumah besar yang menjadi rumah induk tempat penginapan bersama serta tempat menyimpan warisan pusaka, dan menjadi tempat suci untuk persembahan, penyimpanan tengkorak binatang buruan.Setiap kampung mempunyai Uma sendiri. Kepala Uma disebut Rimata, lambang pemimpin kehormatan, orang yang lebih arif mengenai hal-hal yang penting buat Uma, seseorang yang berbakat menjadi pemimpin.Uma adalah rumah besar yang berfungsi sebagai balai pertemuan semua kerabat dan upacara-upacara bersama bagi semua anggotanya. Uma terbuat dari kayu kokoh dan berbentuk rumah panggung yang dibawahnya digunakan sebagai tempat pemeliharaan ternak seperti babi.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span> </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">2. Lalep</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Tempat tinggal suami istri yang pernikahannya sudah dianggap sah secara adat. Biasanya lalep terletak di dalam Uma.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">3. Rusuk</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin: 0in 0in 0.0001pt 0.5in; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Suatu pemondokan khusus, tempat penginapan bagi anak-anak muda, para janda dan mereka yang diusir dari kampung.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 16pt;">Bangunan Uma</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Uma dibangun tanpa menggunakan paku satupun. Kekuatan konstruksinya didapat dari sistem sambungan silang bertakik dan sambungan berpasak yang piwai. Bangunan uma menyerupai atap tenda memanjang yang dibangun diatas tiang-tiang, karena atap yang terbuat dari rumbia yang menaungi menjulur ke bawah sampai hampir mencapai lantai rumah. Pohon sagu atau rumbia merupakan bahan penutup atap dari daun daun pohon rumbia yang banyak tumbuh di rawa atau di pantai. Kelebihan menggunakan atap rumbia yaitu terlihat alami, menimbulkan suasana baru, ringan dan relatif murah. Sedangkan kekurangannya ialah daya tahan maksimal 4 tahun, sulit melakukan upaya perbaikan atau pergantian, dan rawan bocor bila terjadi hujan lebat.Kerangka bangunan, terdiri dari lima perangkat konstruksi dari tonggak-tonggak, balok-balok, dan tiang-tiang penopang atap. Kerangka bangunan ini dibangun berjejer melintang ke belakang dan saling berhubungan dengan balok memanjang.Kekuatan struktur Uma dihasilkan oleh teknik ikat, tusuk dan sambung sedemikian rupa. Bahan Uma diambil dari alam sekitar dan dipilih yang bermutu baik.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 20pt;">Denah</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Luas rumah persatuan kepala keluarga dengan rata-rata panjang : 31 m, lebar : 10 m, dan tinggi = 7 m. Pembagian ruangannya cukup sederhana, di bagian depan adalah serambi terbuka yang merupakan tempat untuk menerima tamu. Sedang pada bagian dalam digunakan untuk ruang tidur keluarga. Di ruangan ini terdapat pula perapian yang digunakan untuk memasak suatu keadaan yang wajar mengingat kegiatan siang hari bagi laki-laki dihabiskan di ladang atau di hutan, sementara istrinya bertugas di kebun halaman dan memasak. Bangunan uma ini terdiri atas dua bagian ruangan besar. Di depan ada beranda yang luas tanpa dinding yang berfungsi untuk ruang tamu dan ruang keluarga berkumpul dan bercakap-cakap pada malam hari. Di belakangnya, ruangan yang berdinding menjadi ruang tidur dan dapur, tanpa sekat.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 22pt;">Pondasi</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Pondasi rumah terbuat dari batu karang. Batu karang terbukti cocok untuk menjadi pondasi.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">Selain itu, batu kali langka di Mentawai, sehingga batu karang menjadi pilihan utama. Tiang-tiang utama (uggla) misalnya, selalu dipilih pohon uggla yang sudah tua. Dua batang pohon, setara 7m3 sampai 9m3 kayu, untuk mendirikan Uma sebesar 7m x 22m dengan 10 buah uggla. Material uggla berupa kayu arriribuk (Oncospermae horridum, merupakan salah satu marga dari suku pinang-pinangan (Arecaceae).</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Kolom pada Uma dibuat tidak sama panjang untuk menanggulangi keadaan kontur tanah yang tidak rata. Penyusunan tiang dan balok pada prinsipnya tidak menggunakan paku, tapi dengan cara memakai teknik ikat, tusuk, dan sambung, juga menggunakan sambungan lubang dengan pasak, sambungan pangku dan sambungan takik. Susunan tiang-tiang tersebut bersandar di atas batu pondasi dengan stabilitas didapat dari rel-rel melintang yang masuk ke lubang yang dibuat di dalam tiang.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 20pt;">Dinding</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Sisi depan rumah ditutup dengan dinding atap rumbia yang terbentang kebawah sampai batas 1 m (ditengah (tempat masuk) 1,5 m) dari lantai. Rumbia atau disebut juga (pohon) sagu adalah nama sejenis palma penghasil pati sagu. Dinding sebelah dalam diatas tempat masuk diperkokoh dengan selembar papan yang dihiasi gambar (tagga) atau ukiran, sedangkan ruangan dibawahnya dan sisi kanan dan kirinya tidak berdinding, yang disebut serambi depan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 20pt;">Lantai</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Lantai beranda dari papan, sedangkan lantai ruangan tidur dan dapur dari belahan kayu pohon kelapa yang dipasang jarang-jarang sehingga hampir sepanjang malam penghuni rumah tidak tidur mendengar suara babi yang amat berisik di bawah kolong rumah. Batang kelapa tua dapat dijadikan bahan bangunan, mebel, jembatan darurat, kerangka perahu dan kayu bakar. Batang yang benar-benar tua dan kering sangat tahan terhadap sengatan rayap. Kayu dari pohon kelapa yang dijadikan mebel dapat diserut sampai permukaannya licin dengan tekstur yang menarik. Tinggi lantai 1 m dari tanah, yang dibangunnya ditempat yang tidak rata, ketidakrataan ditanggulangi dengan tiang-tiang penopang lanai yang berlainan panjangnya. Sedangkan fungsi tanah dibawah kolong dijadikan kubangan babi sebagai perlindungan saat hujan dan sebagai perolehan makanan sampah yang dijatuhkan ke bawah lewat celah-celah lantai yang terbuat dari pohon nibung. Pohon nibung merupakan tumbuhan asli kawasan Asia Tenggara, tinggi pohon mencapai 20 m, batangnya lurus berduri, digunakan untuk bahan bangunan atau lantai rumah, daun yang tua dipakai sebagai atap rumah, umbutnya enak dimakan. Namun lantai yang jarang itu juga menyelesaikan masalah sampah rumah tangga. Saat memasak, potongan sayur, kulit kentang, dan sisa makanan tinggal dibuang ke sela lantai dan langsung disambar oleh babi-babi di bawah sana. Lantai digunakan pula untuk menari (puturukat). Yang letaknya dilorong tengah, antara perapian dan dinding belakang bangsal dan terbuat dari papan yang lebar serta diserut sampai halus sehingga tidak kesat lagi permukaannya, juga bahkan dapat menghasilkan instrumen musik pula.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 22pt;">Kolong</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Terdapat dibawah rumah tempat tinggal dan tidak memiliki dinding. Kolong ini dimanfaatkan sebagai tempat untuk berternak babi.<span style="font-size: 22pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 20pt;">Atap</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Atap Uma disebut tobat, yang dipilih dari daun sagu yang tua dan disusun rapat. Karena itulah Uma sanggup bertahan selama puluhan tahun. Atap uma baru diganti setelah lebih 20 tahun. Sebuah uma masih bisa dipakai setelah 2 atau 3 kali ganti tobat. Reng – reng terbuat dari kayu pohon palem dan yang mendukung atap dan rumbia bertopang ke balok – balok memanjang sebelah bawah dan tengah.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 22pt;">Pintu</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Uma ini berukuran cukup besar dan terbuka lebar, tidak memiliki pintu. Yang unik dari uma ini adalah banyaknya tengkorak binatang terpajang di dekat atap pintu masuk teras tamu dan ruang utama serta ada anyam-anyaman kering yang terpintal panjang. Tengkorak yang digantung pada sisi atas pintu masuk adalah tengkorak babi peliharaan. Banyaknya tengkorak babi itu menandakan jumlah pesta yang telah digelar di uma tersebut. Sementara tengkorak yang digantung di dekat sisi atas pintu ruang utama adalah tengkorak hasil buruan yang dimaksudkan agar penunggu uma senantiasa mendapatkan rezeki.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span> </span><span style="font-size: 26pt;">J</span><span style="font-size: 22pt;">endela</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Setelah masyarakat Siberut mulai mengenal dapur untuk kegiatan memasak, Uma mulai dipasangi jendela sehingga ventilasi menjadi lebih baik.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 22pt;">Tangga</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Tangga terbuat dari batang pohon Sagu, yang tiap ± 15 cm diberi takuk-takuk dengan bertahap kapak untuk tempat berjalan</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 24pt;">Ornamen/ragam hias</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Pola-pola ornamen atau dekorasi rumah Mentawai, sangat dipengaruhi oleh pengaruh India wujudnya berupa bentukan sulur-sulur yang bentuk tumbuh-tumbuhannya dengan dedaunan dan bunga-bungaan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 18pt;">PEMBAGIAN RUANG UMA</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Di muka tempat masuk yang sebenarnya. Disini terdapat batu pengasah kapak dan pisau, dan ditaruh bumbung bambu yang besar untuk dipakai para wanita dan anak- anak untuk mengambil air dari anak sungai yang dekat dengan rumah. Sedangkan para pria memakai tempat ini pada siang hari yang pengap dan bercuaca mendung untuk mengurus perkakas. Dinding sebelah dalam diatas tempat masuk diperkokoh dengan selembar papan yang seringkali dihiasi ukiran atau gambar (tangga).Ruangan dibawahnya terbuka, dan sisi kanan dan kirinya bagian pertama dari rumah yang berada dibawah naungan atap tidak berdinding, yang biasa disebut dengan serambi depan atau kagareat dengan panjang lima meter.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">1. Diantara tiang-tiang dipasang bangku-bangku disebelah kiri dan kanannya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">2. Beranda depan difungsikan untuk berkumpul, mengobrol dan menerima tamu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Ruang dalam pertama, cahaya diperoleh lewat lubang pintu, ruangan yang dimaksud berwujud seperti bangsal yang panjang dan gelap dengan dinding papan yang menutupi sisi samping dan belakangnya. Kecuali lewat lubang pintu tingkap, kadang cahaya diperoleh lewat celah yang terjadi dengan jalan melepaskan salah satu papan dinding, dengan cara seperti ini jg dapat dipergunakan untuk masuk ke bilik-bilik samping (jairabba) yang berada di bawah bagian samping atap, dengan lantai panggung tersendiri. Pada panggung seperti ini ditaruh tuddukat, yaitu perangkat keuntungan ynag terdiri dari empat batang kayu yang dilubangi dengan cara membuat celah dan dengan panjang satu setengah sampai tiga meter.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Pertengahan rumah, terdapat konstruksi balok yang melintang. Dilantai sebelah depannya ada perapian yang lebarnya mengisi seluruh lorong tengah, berfungsi sebagai tempat memasak seluruh kelompok saat perayaan. Perapian terbuat dari tanah yang dipadatkan dalam segi empat yang dibentuk oleh balok-balok yang saling dihubungkan dalam sistem pasak.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Ruangan uma terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">a. Bagian depan : adalah serambi terbuka yang merupakan tempat untuk berkumpul, mengobrol, dan menerima tamu. Di malam hari tempat ini dipakai untuk bercerita atau bercakap-cakap tentang kejadian sehari-hari, serta di gunakan sebagai ruang tidur bagi para pria.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">b. Bagian dalam : digunakan untuk ruang tidur keluarga. Di ruangan ini terdapat pula perapian yang digunakan untuk memasak. Pada bagian tengah Uma terdapat ruangan untuk berkumpul dan dan menarikan tarian adat Mentawai.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Jenis-jenis ruangan pada Uma Berdasarkan Urutan dari Depan Sampai Belakang</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">1. Panggung : terbuat dari hamparan papan-papan yang tidak halus, yang terletak di sisi depan rumah. Disini terdapat batu pengasah, kapak, dan pisau. Juga ditaruh bumbung bambu yang besar-besar yang dipakai para wanita dan anak-anak untuk mengambil air dari anak sungai yang berada di dekat rumah, sedangkan para pria memakai tempat itu pada siang hari untuk bekerja mengurus perkakas.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">2. Serambi depan : tempat untuk berkumpul dan tempat tidur para pria dan juga pada sisi kanan dan kirinya ada bangku kayu untuk menerima tamu.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">3. Ruang dalam pertama : disini terdapat ruangan yang berwujud bangsal panjang dan gelap dengan dinding kurang lebih setinggi orang yang menutupi sisi samping dan belakang. Pencahayaan dalam ruang diperoleh lewat lubang pintu atau dengan dilepaskannya salah satu papan dinding. Biasanya ruangan ini digunakan untuk menjamu tamu dan tempat segala rapat dan upacara adat digelar.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;">4. Ruang dalam kedua : di berikan sekat dengan kayu-kayu sehingga memisahkan ruang utama. Dilantai sebelah depannya terdapat perapian yang lebarnya mengisi seluruh lorong tengah tempat masuk pada waktu perayaan. Disisi kanan perangkat konstruksi balok melintang ketiga ini, tempat untuk menggantungkan bejana-bejana sajian untuk upacara memohon keberhasilan dalam berburu. Di lorong tengah, anatara perapian dan dinding belakang bangsal, lantainya terbuat dari papan lebar yang diserut sampai halus, yang merupakan tempat untuk menari.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 20pt;">PANGGUNG (BAGIAN BELAKANG)</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Di tiap rumah tangga Mentawai mempunyai ladang sagu sendiri yang ditandai dengan tanaman kayu Irip sebagai pembatas antar ladang mereka Seperti halnya pohon kelapa tidak ada yang tidak terbuang dari sebuah pohon sagu. Daunnya untuk atap rumah, isi batangnya untuk makanan babi dan ayam dan sagu hasil saringan digunakan sebagai kudapan Orang Mentawai, kulit batangnya dijadikan untuk kayu bakar. Sementara akarnya digunakan untuk obat sakit perut dan pelepahnya digunakan untuk kayu timba (dedeibu), buahnya yang masak juga bisa dimakan. Bahkan ulat yang ada di batang sagu juga bisa menjadi santapan enak Orang Mentawai yang bisa dimakan mentah-mentah selagi ulat menggeliat atau di sup dan di sate.</div>mochamad taswidhttp://www.blogger.com/profile/15755625743054134880noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4011891817850851734.post-46414141506063865792011-11-14T15:52:00.000-08:002011-11-14T15:52:17.805-08:00Rumah Suku Eskimo yang Menyegarkan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiy7IBxvWiuA2R3y-AhDuF-Mnx32IEp_gPd622eLX1ehk1oKblwSM_2bzIRgyJoK1yu5hVnMwButQp-bKML7eNnJaY4GB7TDYaDXGeohnW7al1xC996kEElNqzM2dFdtIQz6eMS9Krfbs/s1600/hotel-igloo.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhiy7IBxvWiuA2R3y-AhDuF-Mnx32IEp_gPd622eLX1ehk1oKblwSM_2bzIRgyJoK1yu5hVnMwButQp-bKML7eNnJaY4GB7TDYaDXGeohnW7al1xC996kEElNqzM2dFdtIQz6eMS9Krfbs/s320/hotel-igloo.jpg" width="320" /></a></div><br />
<div class="MsoNormal" style="color: lime; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Bangsa Eskimo</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";"> </span><span style="font-family: "Comic Sans MS";">yang hidup di lingkar atas kutub utara memiliki sebuah rumah unik yang bernama Igloo, di katakan unik karena seluruh bagian rumah terbuat dari es dan bentuknya setengah bundar ( Dome ) dan berpintu masuk berupa silinder. Seperti kebutuhan rumah manusia lainnya, orang orang eskimo juga memiliki alasan membuat Igloo untuk berlindung dari udara dingin, hewan buas ( hewan buas kutub seperti beruang ). Bangunan Igloo ini memiliki konstruksi yang kuat karena di buat dengan Es yang tak mudah meleleh dan mereka membuat Igloo waktu saat musim dingin akan datang jadi bisa dikatakan kalo rumah jenis ini merupakan rumah temporer yang hanya ada waktu musim dingin karena saat musim hangat (panas/summer) Igloo akan meleleh. Suhu di dalam rumah Iglo cukup hangat dan nyaman ditinggali dan tak terpengaruh suhu diluar yang bisa sampai -45 derajat celcius dan semua kegiatan dilakukan di dalam rumah tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="color: lime; line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="font-family: "Comic Sans MS";">Igloo terdiri dari 3 jenis</span><span style="font-family: "Comic Sans MS";"> yang dibedakan menurut besar ruangan dan kegunaan:<br />
* Igloo tipe kecil untuk tempat berlindung sementara (semalam atau dua malam) yang sering dibangun pemburu sewaktu berburu di padang atau lautan es.<br />
* Igloo semipermanen berukuran sedang untuk tempat tinggal keluarga. Di dalamnya hanya terdiri dari 1 ruangan yang bisa ditinggali bersama oleh 2 keluarga. Sejumlah igloo semipermanen di suatu daerah membentuk permukiman "desa orang Inuit".<br />
* Igloo berukuran besar yang dibuat untuk kesempatan khusus. Dibangun dari igloo berukuran lebih kecil yang dirombak agar menjadi lebih besar, tapi bisa juga merupakan bangunan baru. Di dalam igloo berukuran besar terdapat 5 ruangan dan dapat menampung sampai 20 orang. Igloo berukuran besar bisa juga dibangun dari beberapa igloo berukuran kecil yang dihubungkan dengan terowongan, sehingga hanya ada satu jalan masuk untuk beberapa igloo. Di dalam igloo berukuran besar bisa diadakan pesta bersama, dansa tradisional (musik Inuit dan Katajjaq).</span></div>mochamad taswidhttp://www.blogger.com/profile/15755625743054134880noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-4011891817850851734.post-78035420304896340582011-11-14T15:46:00.001-08:002011-11-14T15:46:31.864-08:00ARSITEKTUR DAN LINGKUNGAN<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Ketika mendengar kata arsitek, erap kaitannya dengan sebuah pembangunan gedung-gedung mewah dan memiliki nilai estetis tinggi. Membangun sebuah gedung ataupun bangunan lainnya tidak lah semudah membalikkan telapak tangan. Banyak pertimbangan-pertimbangan yang harus difikirkan seperti kelayakan, kesesuaian, dampak terhadap masyarakat sekitar (untuk bangunan skala monumental), dampak terhadap lingkungan dan masih banyak lagi hal-hal yang tidak boleh diabaikan. Dalam hal ini yang insya Allah akan saya bahas adalah arsitektur dan lingkungan.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Allah menciptakan alam ini dengan sedemikian indah nan eloknya. Bukan berarti kita tidak boleh mengadakan pembangunan. Akan tetapi terkadang pembangunan banyak memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, seperti halnya membuka hutan untuk pembangunan, mengurug rawa-rawa dalam area yang luas, penebangan pohon, tidak disediakannya tanah resapan dalam sebuah bangunan dan lain-lain.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Dalam sebuah bangunan, katakanlah sebuah rumah. Diharuskan memiliki unsur hijau minimal 30% dari luas lahan/tanah. Pada penanaman pohon, pohon yang hendak ditanam sebaiknya adalah pohon berkayu bukan pohon palem-paleman. </div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMQeCxhoXbXG1BQQ11ORaZxi_DFvv2mIsGy7iaEdoPcEo5-Xz3PB8A3iI8_y7ytJ7iDpDlvXPz_RpdZMTgcg8MmvbhoWn5f37FAXypFy3FyzLlkZSNrh3hBv0dbEYmA7gLpfnCQfvCky0/s1600/2010-06-Green-Architecture-SF-Residence-Wall-Devider-800x600.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjMQeCxhoXbXG1BQQ11ORaZxi_DFvv2mIsGy7iaEdoPcEo5-Xz3PB8A3iI8_y7ytJ7iDpDlvXPz_RpdZMTgcg8MmvbhoWn5f37FAXypFy3FyzLlkZSNrh3hBv0dbEYmA7gLpfnCQfvCky0/s320/2010-06-Green-Architecture-SF-Residence-Wall-Devider-800x600.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span><br />
</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Pada gambar diatas menunjukkan sebuah bangunan yang banyak akan vegetasi. Bila ditanya apakah bangunan ini merupakan bangunan hijau? Ya, namun pada bangunan ini sedikit sekali tanah resapan. Sebagian besar tanah menggunakan konblok. Tanamannya pun bukanlah tanaman pohon yang bisa tumbuh besar, melainkan hanya tanaman-tanaman kecil yang tidak panjang usianya.</div>mochamad taswidhttp://www.blogger.com/profile/15755625743054134880noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4011891817850851734.post-26296412147927980382011-11-14T15:41:00.000-08:002011-11-14T15:41:31.993-08:00Ruang Terbuka Hijau<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;">Ketika mendengar istilah Ruang Terbuka Hijau di tengah-tengah kota, langsung terbesit dalam pikiran kita yaitu sebuah taman kota. Juga merupakan persyaratan wajib bagi pemerintah kota untuk merencanakan sebuah taman kota. Coba bayangkan jika sebuah kota yang padat penduduknya tidak memiliki taman atau yang sering disebut taman kota. Tidak ada tempat hijau, tidak ada tempat untuk menenangkan pikiran, tidak ada tanah resapan, tidak ada penyaring udara yang dapat mengurangi polusi di perkotaan. Yang terasa hanyalah panas, gersang, kumuh, bencana dimana-mana.</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzb0jIBSsKTwvesCdaxFaDQ_hObIKYBJrMPzaFdcu8RO7WGOYIZV5rHygM5Quzse26pnmDwSKXLuQRvtdpv9G4QtgpLlUMeffc_DiOgRzF6XYxiFT6MR9KCidpbE7DskaFOYndqv8JC08/s1600/taman-diponegoro-semarang.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgzb0jIBSsKTwvesCdaxFaDQ_hObIKYBJrMPzaFdcu8RO7WGOYIZV5rHygM5Quzse26pnmDwSKXLuQRvtdpv9G4QtgpLlUMeffc_DiOgRzF6XYxiFT6MR9KCidpbE7DskaFOYndqv8JC08/s320/taman-diponegoro-semarang.jpg" width="320" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"> <span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11pt; line-height: 115%;">Karena itulah betapa pentingnya ruang terbuka hijau di kawasan padat penduduk. Namun pada kanyataan yang saya amati, ruang terbuka hijau memiliki efek/dampak positif juga memiliki efek negatif. Dampak positif dari ruang terbuka hijau antara lain seperti membantu mengurangi polusi diperkotaan, sebagai penghasil oksigen dan mengurangi karbondioksida, mengurangi pemanasan global, sebagai tempat refreshing, sebagai tempat bersantai menghilangkan kepenatan ditengah-tengah kesibukan masyarakat kota, dan lain-lain. Sedangkan dampak negatif dari ruang terbuka hijau yaitu banyaknya kalangan kaula muda yang tidak memiliki iman dan islam, sehingga taman yang seharusnya dapat dimanfaatkan dengan baik akan tetapi oleh mereka digunakan sebagai tempat pelampiasan nafsu syetan yaitu digunakan sebagai tempat mesum. Astagfirullahal’azim, kata itulah yang keluar dari dalam hati saya sebagai ungkap kekecewaan.kepada para Arsitek harap dipikirkan hal ini dalam merancang sebuah taman.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0rRVPaQjZPeuyZ0ctPS_pRB_exH_NPN5YzwwiZyJb_EFQuarezlAcxFaoC40mc9ZPULad8xdzH2A_a65GlPusO4uq-ln0lIQLHA16faLBaLrrRkuWIFrRZ6RmeY5JmY-GrUqsXVnRXMw/s1600/DSCN1394.jpg" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="240" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg0rRVPaQjZPeuyZ0ctPS_pRB_exH_NPN5YzwwiZyJb_EFQuarezlAcxFaoC40mc9ZPULad8xdzH2A_a65GlPusO4uq-ln0lIQLHA16faLBaLrrRkuWIFrRZ6RmeY5JmY-GrUqsXVnRXMw/s320/DSCN1394.jpg" width="320" /></a></div>mochamad taswidhttp://www.blogger.com/profile/15755625743054134880noreply@blogger.com0