Senin, 14 November 2011

Jadilah Sahabat Bumi

Apakah kita pernah tersadar dimanakah kita sekarang ini? Kita sebagai manusia hidup di Bumi mulai dari lahir, kecil, beranjak dewasa, sampai kita meninggal. Kita sangat berhutang budi pada Bumi, planet tempat tinggal kita yang tercinta ini.
Tetapi, berapa banyak kita telah mengotori Bumi, merusak Bumi, dan membuat Bumi ini menjadi tidak indah lagi? Kadang-kadang kita tidak sadar bahwa perbuatan kita sangat merusak Bumi dan terkesan tidak berterima kasih pada Bumi yang telah berjasa banyak pada Bumi.
Oleh karena itu, kita harus mulai mengubah hidup kita agar perbuatan kita ini tidak lagi merusak Bumi. Tentunya kita adalah manusia yang tidak dapat melakukan semua hal. Jadi, kita cukup melakukan perbuatan yang dapat kita lakukan dan tidak perlu memaksakan diri. Jika kita hanya dapat berbuat hal-hal yang sederhana, ya kita lakukan hal sederhana tersebut. Jangan hanya karena hal sederhana yang bis kita lakukan, kita malu untuk melakukannya sehingga kita tidak melakukan apa-apa. Tetapi juga kita harus mengembangkan diri supaya bisa melakukan hal yang lebih besar lagi. Yang terpenting adalah niat dan keikhlasan.
Hal-hal kecil yang dapat kita lakukan misalnya adalah membuang sampah pada tempatnya, melakukan penghematan listrik, menghemat Bahan Bakar Minyak dan masih banyak lagi.Mungkin kita sudah bosan dengan kata-kata "Buanglah Sampah Pada Tempatnya". Kita mendengar kata-kata itu sejak kita kecil sampai dewasa. Tetapi apakah kita sudah melakukan hal yang kita anggap sederhana tersebut? Mungkin ya, mungkin tidak. Kadang-kadang untuk sampah yang besar kita ingat, tetapi jika sampahnya kecil seperti sobekan kertas, plastik, atau bungkus snack, kita membuangnya begirtu saja. Jika kita ada di kelas, maka kita taruh sampah tersebut dikolong meja. jika ada diangkot maka ditaruh dibawah tempat duduk.
Hal itu tidak hanya dilakukan oleh anak-anak, tetapi juga oleh orang dewasa. Itu menandakan bahwa yang terpenting adalah kesadaran diri. Usia tidak berpengaruh pada sikap seseorang. Yang paling berpengaruh adalah kesadaran. Itu yang paling penting. Begitu juga dengan penggunaan listrik dan air. Kita selalu menganggap bahwa lebih banyak orang yang menngunakan air lebih banyak dari diri kita sendiri sehingga kita berpikir kalaupun kita menghemat, tetap saja tidak akan berguna. Itu adalah pemikiran yang salah. Jika semua orang berfikir itu, maka tidak akan ada yang berhemat bukan? Kita harus menanamkan pikiran segala sesuatu hal yang baik itu harus dimulai dari diri kita sendiri. Jangan menunggu orang lain untuik berbuat hal kebaikan.
Oleh karena itu, maka untuk menjaga lingkungan kita ini, lingkungan Bumi kita yang tercinta ini, lakukanlah suatu hal yang kecil karena sesuatu yang besar itu tidak ada sebelum ada hal yang kecil. Jika hal kecil itu dilakukan oleh banyak orang, maka hal kecil itu akan menjadi hal yang besar. Jika seribu orang membuang sampah pada tempatnya dan menjaga kebersihan, maka daerah tersebut akan menjadi bersih. Tetapi jika seribu orang membuang sampah sembarangan, maka tentunya daerah itu akan sangat kotor sekali.
Jadi, janganlah pernah meremehkan hal-hal kecil seperti menghemat listrik, menghemat air, menghemat BBM, atau membuang sampah pada tempatnya. Lakukan mulai dari diri sendiri lalu tularkanlah pada orang-orang disekitar anda. Jadilha sahabat Bumi dan cintailah Bumi ini. Semoga jika kita telah melakukan hal terbaik yang bisa kita lakukan, Bumi ini kembali indah, sejuk, segar dan udaranya nyaman sehingga ita semakin senang hidup di Bumi ini. JADILAH SAHABAT BUMI!

Fungsi Rumah Dalam Status Sosial Masyarakat

Status sosial adalah sekumpulan hak dan kewajian yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya (menurut Ralph Linton). Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah. Dalam lingkungan masyarakat kita melihat bahwa ada pembeda-bedaan yang berlaku dan diterima secara luas oleh masyarakat. Di sekitar kita ada orang yang menempati jabatan tinggi seperti gubernur dan wali kota dan jabatan rendah seperti camat dan lurah. Di sekolah ada kepala sekolah dan ada staf sekolah. Di rt atau rw kita ada orang kaya, orang biasa saja dan ada orang miskin.


Dengan perbedaan-perbedaan tersebut, pada dasarnya sebuah rumah bisa dibangun setidaknya dengan memiliki 4 fungsi, yaitu:
1. Sebagai tempat tinggal yang nyaman
2. Sebagai sumber ibadah
3. Sebagai sumber ilmu
4. Sebagai sumber pendapatan.
 

1. Rumah sebagai Tempat Tinggal yang Nyaman.

Baiti Jannati. Rumahku Surgaku. Begitu kata Rasulullah Muhammad SAW. Sebuah rumah akan terasa nyaman untuk ditingggali jika dia memenuhi beberapa kriteria. Antara lain, lapang dan bersih.
Lapang tidak harus identik dengan luas. Tapi bisa dikarenakan tidak banyak sekat dan hanya diisi dengan perabotan yang sangat diperlukan saja. Hal ini saya coba praktekkan di rumah saya. Rumah saya didesain tidak memiliki banyak sekat. Selain itu perabotan yang ada hanya seperlunya saja. Tidak terlalu banyak asesoris, baik di dinding maupun di lantai.
Kebersihan juga akan membuat rumah terasa nyaman. Taruh tempat sampah di setiap ruangan. Sehingga tidak ada alasan untuk menaruh atau membuang sampah sembarangan. Sapu dan pel lantai setiap hari. Bersihkan juga debu yang menempel di kaca atau perabotan sesering mungkin.
2. Rumah sebagai Sumber Ibadah.
Dalam suatu hadits, Rasulullah SAW pernah bersabda, “Terangilah rumahmu dengan sholat dan bacaan Qur’an.”
Oleh karena itu, sebuah rumah juga perlu didesain agar penghuninya mudah untuk beribadah. Antara lain harus ada ruangan untuk tempat sholat secara berjama’ah dan membaca Qur’an. Lebih bagus lagi jika ada satu ruangan yg cukup besar untuk mengadakan pengajian.
3. Rumah sebagai Sumber Ilmu.
Belajar adalah kebutuhan manusia. Belajar tidak identik dengan sekolah. Belajar bisa dimana saja, termasuk di rumah.
Setidaknya sediakan satu ruang sebagai perpustakaan. Agar para penghuni rumah bisa mencari dan membaca buku yang dia perlukan. Buat ruangan tersebut nyaman untuk membaca. Gunakan lampu yang cukup terang, sehingga mata tidak terasa lelah membaca dalam waktu yang cukup lama.
Lebih baik lagi jika sebuah rumah ada akses internet. Kenapa ? Karena saat ini banyak sekali ilmu yang bisa kita dapatkan melalui internet.
4. Rumah sebagai Sumber Pendapatan.
Nah, ini cukup menarik. Di beberapa negara barat, ini yang dikenal dengan konsep SOHO (Small Office Home Office). Rumah menyatu dengan tempat kerja.
Apalagi bagi yang tinggal di kota-kota besar. Konsep SOHO ini bisa menghindarkan diri dari kemacetan. Lebih hemat waktu & hemat biaya. Waktu tidak banyak terbuang di jalan. Sehingga bisa lebih produktif.
Bahkan saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang membolehkan pegawainya untuk mengerjakan tugas-tugasnya di rumah saja.
Dengan teknologi informasi dan internet seperti sekarang, banyak pekerjaan yang bisa dikerjakan dimana saja. Mulailah kita berpikir untuk memanfaatkan teknologi untuk membantu menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan kita. Apalagi mbah Google sudah meluncurkan teknologi Google Wave. Teknologi tersebut sangat membantu kita untuk bekerja secara bersama dengan rekan-rekan kita, walaupun tidak berada di satu tempat.
Sedangkan elemen terpenting dari pembentukan suatu perumahan adalah rumah itu sendiri. Rumah dapat diartikan sebagai berikut :
  • Tempat untuk berumah tangga, tempat tinggal/ alamat, lokasi tempat tinggal.
  • Bagian dari eksistensi individu/keluarga (terkait dengan status, tempat kedudukan, identitas).
  • Bagian dari kawasan fungsional kota.
  • Investasi (keluarga atau perusahaan).
  • Sumber bangkitan pergerakan (trip production).
  • Ruang untuk rekreasi.
  • Ruang yang digunakan untuk menjalin kehidupan keluarga.
  • Wadah sebagai batas privasi.

Layanan Via Online Gunadarma

STUDENT SITE

Kemudahan dan kenyamanan mahasiswa dalam menjalankan studi di Universitas Gunadarma adalah adanya layanan via online yang bias dilakukan dimana saja dan kapan saja. Salah satu layanan terbaru yang diberikan kepada mahasiswa adalah http://studentsite.gunadarma.ac.id yang di-launching pada tanggal 23 November 2006. Dalam waktu satu minggu setelah kegiatan sosialisasi di Auditorium Universitas Gunadarma,

STUDENT SITE adalah fasilitas berbasis web yang diperuntukan bagi semua mahasiswa Universitas Gunadarma yang masih aktif. Dengan fasilitas ini, mahasiswa Universitas Gunadarma dapat berkolaborasi dan saling mendapatkan informasi antar civitas akademika Universitas Gunadarma.

Dalam studentsite mahasiswa dapat membaca berita-berita terkini tentang Universitas Gunadarma yang juga dimuat di situs resmi universitas. Selain itu, segala berita akademis yang bersumber dari BAAK juga dapat dipantau dalam suatu fitur studentsite, yaitu LOCKER.

fitur LOCKER ini juga meyimpan pesan dosen (Lecture Message) yang diberikan oleh dosen dari mahasiswa yang bersangkutan, Rangkuman Nilai, Jadwal Kuliah , dan Jadwal Ujian. Jadi dengan hanya membuka “LOCKER”, mahasiswa bisa tahu semua hal yang terkait dengan kegiatan akademisnya di Universitas Gunadarma.

Selain locker, STUDENT SITE juga memuat fitur “ADDRESS BOOK” yang dapat dimanfaatkan untuk mengelola alamat-alamat email kolega dari mahasiswa yang bersangkutan.

Fitur bermanfaat lainnya yang dapat digunakan adalah CALENDAR. Fitur ini memungkinkan si mahasiswa mengatur jadwal hariannya selayaknya agenda. Dengan demikian, tidak ada kegiatan yang terlewatkan atau terlupakan. Mahasiswa juga dapat menyimpan dan mengelola file-file yang dimilkinya dengan fitur FILE MANAGER.

Fitur lain yang juga menjadi daya tarik dari fasilitas STUDENT SITE adalah FORUM. Mahasiswa dapat berkomunikasi dan bertukar pikiran mengenai suatu topik yang sedang hangat saat ini dengan rekan-rekan sejawatnya melalui fitur ini. Fitur lain yang satu haluan dengan fitur FORUM, adalah POLLS. Dengan fitur ini, mahasiswa bisa menjaring pendapat rekan-rekannya mengenai suatu topik, peristiwa maupun fenomena yang sedang terjadi.

Selain itu, mahasiswa juga memperoleh fasilitas email dengan kapasitas 100 MB. Fitur email ini dapat diakses dalam satu layar (window) aplikasi dengan STUDENT SITE, sehingga si mahasiswa tidak perlu mengaktifkan aplikasi browser lagi untuk melihat ataupun membuat surat elektronik. Fitur ini juga menyediakan komponen yang sudah umum seperti filtering, managing folder, deleting, dan lainnya. Kapasitas yang besar juga membuat mahasiswa lebih fleksibel untuk mengatur aktivitas surat menyurat elektroniknya.

Fitur BOOKMARK adalah fitur yang harus dimanfaatkan oleh mahasiswa yang sering mencari informasi melalui internet, terutama jika mereka memiliki situs favorit yang sering mereka kunjungi. Karena dengan fitur ini si mahasiswa dapat menyimpan URL situs favoritnya tersebut untuk referensi di kemudian hari.

Kelemahan STUDENT SITE adalah bagi mahasiswa yang sulit mengakses internet. hal itu bisa terjadi jika tempat tinggalnya jauh dari warung internet (warnet), dengan demikian mahasiswa yang bersangkutan dapat ketinggalan informasi bahkan informasi penting sekaligus. Seperti informasi tugas, informasi beasiswa dll.

Menu Layanan yang ada pada Studentsite adalah :

* Home
* WWW News
* BAAK News
* Lecture Messages
* Rangkuman nilai
* Jadwal Kuliah
* Jadwal Ujian
* Bebas Perpustakaan
* Surat Keterangan
* Infor Absesnsi
* Pendaftaran Lomba Blog
* Info Seminar (UG portfolio)
* Tulisan (UG portfolio)
* Tugas (UG portfolio)
* Warta Warga
* Blog Komunitas Perbankan
* Blog Komunitas Linux
* Blog Komunitas Photografi
* Blog Komunitas Robotika
* Blog Komunitas Arsitektur
* Blog Komunitas Ekonomi Syariah
* Blog Komunitas Pasar Modal

Hubungan Manusia Dengan Budaya Dalam Arsitektur

Tulisan ini dipicu oleh penolakan dana publik ke paviliun Australia di Venice Biennale baru-baru ini, tetapi yang lebih penting, oleh kebutuhan untuk terlibat dengan isu-isu yang seperti itu menimbulkan penolakan. Isu-isu ini tidak berhubungan dengan kekuatan relatif atau kelemahan arsitektur Australia, melainkan dengan cara di mana ia mendefinisikan dirinya.Arsitektur di negeri ini tidak mendefinisikan dirinya dalam cara apapun tunggal, bagaimanapun, ada persepsi yang berlaku.
Untuk mengatasi persepsi itu adalah untuk membuka kembali kebutuhan untuk menghubungkan arsitektur untuk dunia yang lebih luas dari kebijakan - kebijakan lain dari peraturan perencanaan sederhana - dan ini melibatkan membuka kembali pertanyaan tentang itu hubungan arsitektur dengan budaya.
Tulisan ini menggunakan "budaya" dalam dua pengertian. Satu berkaitan dengan kegiatan yang sering dipahami sebagai spesifik untuk arsitektur. Yang lain adalah erat terhubung ke dunia demarcates eksistensi manusia dan cara-cara di mana kehidupan manusia membedakan dirinya dari alam. Diambil dalam isolasi masing-masing berpotensi bermasalah - memegang ke eksklusivitas dari budaya arsitektur menyangkal keberadaannya sebagai bagian dari masyarakat manusia, sambil memikirkan arsitektur sebagai tidak lain dari budaya menghalangi pertimbangan, misalnya, dengan cara yang berbeda bahan yang menyadari efek yang berbeda dalam praktek arsitektur.Yang penting adalah kekhawatiran cara dari satu pemahaman bisa - mungkin harus - menyusup ke yang lain.
Menyadari bahwa kedua pengertian yang berbeda dari budaya yang saling terkait dapat memberikan jalan melalui pertimbangan yang kompleks. Bersikeras interelasi ini memperkenalkan elemen lain mendefinisikan ke dalam persamaan. Memang, tanda titik hubungan publik.
Arsitektur dasarnya publik. Ini tidak klaim mengejutkan, tapi, seperti banyak kebenaran, penerimaan menegaskan apa yang berbatasan dengan penolakan akibatnya.
Sebuah pilihan yang muncul. Arsitektur dapat mendefinisikan lingkup operasinya sebagai obyek pembangunan yang dipahami sebagai hanya pernah swasta, dan yang dengan demikian hanya membuka dunia sudah dibatasi kegiatan individu - misalnya, rumah. Atau arsitektur dapat bersikeras pada dasarnya sifatnya publik.  Menekankan publik tidak berarti bahwa pembangunan rumah itu, dalam arti beberapa, penolakan "arsitektur" Sebaliknya, argumen yang itu terus-menerus membuka arsitektur yang ke dunia - pembuka yang dapat memiliki peran penting dalam pembangunan dunia yang - adalah salah satu cara utama untuk menghasilkan suatu perhubungan antara budaya arsitektur dan masyarakat sifat inheren dari manusia sosialitas.
Perbedaan antara dua posisi - membuka atau membuka diri - bukanlah perbedaan antara arsitektur sebagai sebuah kegiatan akademik di satu sisi dan sebagai aktivitas duniawi di sisi lain. Sebaliknya, berbagai konsepsi praktek bekerja di sini - dalam kedua kasus bisa ada memperjuangkan materi mengenai program, di kedua, perhatian dengan konsekuensi lingkungan bangunan dapat menjadi yang utama; sama, isu-isu yang berkaitan dengan keberlanjutan dapat mendorong masing-masing . Namun perbedaan yang sangat penting. Ini melibatkan sejauh mana ada penegasan - dengan semua kesulitan dan kompleksitas bahwa istilah ini membawa - masyarakat sifat inheren arsitektur.
Arsitektur digambarkan sebagai pembukaan di saat mendefinisikan dirinya sebagai suatu kegiatan konstruksi bagi individu untuk memenuhi kebutuhan individu. Dalam kerja dari luar dalam, ruang dibuat yang mereproduksi keinginan klien - dunia mengambil veneer dari swasta. Ini adalah konsepsi pribadi di mana individu - baik tunggal atau sebagai unit - memiliki keunggulan. Apalagi ini menghasilkan konsepsi masyarakat sebagai kumpulan individu yang semuanya bercita-cita untuk membuat sendiri "pribadi" dunia, yang merupakan lokus di mana unik sendiri keinginan mereka puas.
Arsitektur mulai mendefinisikan dirinya dalam istilah-istilah saat ini konsep dari praktek - dan penciptaan dunia - menjadi dasar untuk diskusi masa depan dan evaluasi. Setelah objek dipahami sebagai yang telah diciptakan bagi individu - termasuk konsepsi masyarakat sebagai totalitas individu - hal berikut arsitektur yang merupakan ekspresi dari kepribadian, dan bahwa objek dibangun mengekspresikan kepribadian klien. (Atau setidaknya bahwa ini akan menjadi maksud yang diinginkan pada kedua belah pihak.) Sama, karena konstruksi, dimengerti dalam terang ini, selalu ditentukan oleh konsepsi selera masing-masing, tidak mungkin ada link ke setiap konsepsi budaya luar generalisasi individu. Tidaklah sulit untuk membayangkan bahwa setelah ini diterima sebagai definisi arsitektur - dan itu adalah definisi-diri yang bekerja di berbagai skala yang berbeda - arsitektur akan pasti dipahami sebagai serangkaian diproduksi (dibangun, dibangun, dan sebagainya ) objek yang dibuat oleh individu untuk melayani tujuan individu. Karena masyarakat selalu mempertentangkan bagi individu - dan ini benar bahkan ketika publik dipahami sebagai kehadiran abstrak dari totalitas individu - arsitektur akan ditentukan dalam hal hubungan tunggal. Relasi ini akan selalu antara arsitek dan klien, dan arsitektur akan tetap tertutup dalam hubungan itu.
Begitu ada giliran ke arah interior tidak perlu untuk berpikir dalam hal pendaftaran eksterior.  Unsur-unsur - minimal, eksterior yang arsitektur terbuka keluar - berkaitan dengan budaya dipahami sebagai bagian dari domain publik. Batas dari definisi ini tidak boleh dilakukan dengan program yang spesifik, meskipun keasyikan jelas arsitektur Australia dengan perumahan domestik hanya memperburuk situasi. Desakan pada interior dan definisi yang berhubungan arsitektur dalam hal keprihatinan individu - dan sebaliknya sebagai satu-satunya keprihatinan bagi individu - menjadi masalah sederhana untuk menemukan arsitektur sebagai tidak lebih dari suatu kegiatan ekonomi. Dalam kerangka rumah ini akan memiliki setelan dipesan lebih dahulu sebagai berhubungan nya. Penolakan masyarakat, tentu saja, sebuah posisi yang diambil dalam kaitannya dengan sifat inheren masyarakat arsitektur. Ini tidak hanya menetapkan batas diri-arsitektur definisi dalam hal membuka dalam, tetapi juga menunjukkan bahwa budaya arsitektur, dari awal, dilalui oleh materi kompleks budaya.
Kehadiran tempat sudah budaya perlu dicatat. Di sini, menyangkut kemampuan untuk sebuah objek ke panggung relasi. Hal ini mungkin tampak sebuah kompleks titik terlalu, tapi tidak.
Staging relasi tidak hanya kehadiran program, juga bukan hanya menggunakan satu kombinasi bahan bukan dari yang lain. Staging adalah cara bahwa interarticulation program dan bahan bekerja untuk menyajikan sebuah konsep tertentu dari program tersebut. Perbedaan, misalnya, antara dua museum yang dapat ditemukan dalam hal apa yang mereka panggung. Artinya, cara pemahaman program, geometri yang tepat untuk realisasinya, dan bahan sekali gabungan menghasilkan objek. Namun, objek sebagai tempat kegiatan.  Kegiatan ini adalah cara membangun tahap kehadirannya.  Dua hal perlu dicatat di sini. Yang pertama adalah bahwa pementasan merupakan bagian integral dari cara objek bekerja sebagai arsitektur. Yang kedua adalah bahwa program, geometri, dan penggunaan bahan memiliki baik dimensi sejarah dan budaya. Ini berarti pementasan yang seharusnya inscribes objek arsitektur dengan pertimbangan budaya yang lebih luas keprihatinan. Pembukaan di, oleh karena itu, menjadi upaya untuk menghindari mendefinisikan arsitektur dalam hal ini prasasti publik yang lebih luas.
Posisi kontra - keluar membuka - menjadi cara mengakui kehadiran pementasan dan memungkinkan pengakuan ini untuk memainkan peran penting dalam membangun definisi arsitektur.
Pindah ke luar - memungkinkan eksternal untuk didaftarkan secara internal dan internal untuk memiliki pendaftaran eksternal - memungkinkan kita untuk bersikeras pada sifat umum arsitektur justru karena di sini dua indera budaya berinteraksi. Ini bukan pertanyaan tentang rumah versus bangunan publik. Sebaliknya, definisi ini khusus memberikan dasar bagi pemahaman lebih umum arsitektur.
Hal ini penting untuk dicatat, bagaimanapun, bahwa kebudayaan yang terdaftar bukanlah kesatuan maupun jinak. Memang, saling dominasi dan oposisi merupakan dasar untuk skismatik dan atletik sifatnya. Hal ini akan membuka area diskusi yang tidak dapat dicapai dalam konteks ini. Namun, hal itu menunjukkan, tetap, bahwa pendaftaran unsur eksternal tidak akan pendaftaran budaya bersatu justru karena budaya tersebut tidak didasarkan dalam arti persatuan - selain dari dominasi sederhana atau identifikasi dengan totalitas budaya yang paling konservatif contoh, misalnya identifikasi budaya dengan nasional.
Penekanan pada pengakuan eksplisit dari masyarakat arsitektur alam, dan pada arsitektur sebagai "pementasan", tidak berarti bahwa arsitektur selanjutnya harus baik utilitarian - yang hanya fungsional atau instrumental atau didorong oleh beberapa tujuan sosial yang besar.
Selain itu, seperti pengakuan mungkin hadir dalam berbagai cara yang cukup.  Ini tidak terjadi dengan menempatkan arsitektur di permukaan, tetapi dengan membiarkan permukaan untuk membantu menciptakan urbanisme visual.
Apa yang muncul, sebagai potensi serta apa yang sebenarnya sadar, adalah permukaan perkotaan.
Kepentingan di permukaan seperti yang tampak oleh Lyons - dan di sini ada afinitas penting dengan beberapa karya terbaru oleh Herzog dan de Meuron, dalam mereka perpustakaan khususnya untuk Politeknik Eberswalde - harus dipahami sebagai menempatkan obyek arsitektur sebanyak dalam keterlibatan berkelanjutan dengan kekhawatiran program, seperti di permukaan pembangunan perkotaan. Pentingnya terakhir adalah bahwa mereka mengambil penciptaan permukaan melampaui segala keprihatinan dengan dekoratif.
Sementara banyak telah ditulis mengenai ARM's National Museum of Australia (NMA) di Canberra, tunggal pentingnya terletak pada cara tertentu itu tahap konsepsi masyarakat dan dengan demikian masyarakat. Sementara itu meningkatkan situs, untuk berpendapat bahwa membangun melengkapi Burley Griffin masterplan Walter menjalankan risiko mengutuk itu di muka.
Pada identitas NMA menjadi tempat negosiasi tak berujung dan membawa simbol-simbol posisi itu. Both work together to define the site. Keduanya bekerja sama untuk menentukan situs. Daripada berkonsentrasi pada simbol per se, apa yang mendasar adalah bahwa mereka memperkenalkan konsep waktu yang tidak ditentukan oleh kedekatan. Masih ada hubungan antara simbol dan apa yang disimbolkan. Namun, apa yang perlu dicatat adalah bahwa sulit untuk membuat link sebagai definitif. 
Lab arsitektur studio Federasi Square adalah proyek yang berbeda secara fundamental. Tapi tuntutan, antara lain, peninjauan kembali atas bagaimana, dalam sosok perkotaan, konteks / hubungan tanah harus perombakan dalam hal gambar / hubungan angka. Prasasti dari urbanisme implisit menjadi The Ian Potter Centre: NGV Australia, konstruksi kotak diri mereka sebagai perkotaan secara eksplisit, hubungan kompleks yang keduanya memiliki ke urbanisme diciptakan oleh persimpangan dari grid dan jalur dan makan oleh hub transportasi umum , berarti bahwa setiap elemen menjadi tokoh penting membangun medan perkotaan. Meskipun hal ini tidak terjadi secara harfiah, Federation Square berkembang - baik eksternal dan internal (dalam NGV itu sendiri) - yang urbanisme setting, sementara menuntut pemikiran ulang jika bagaimana intervensi skala ini dalam kain yang sudah ada pre harus dipahami.
Arti penting dari proyek-proyek ini tidak dapat dipahami dalam hal gambar mereka proyek.  Dengan kata lain, tidak seolah-olah kerja berikutnya - baik itu proyek skala besar atau rumah negeri - harus memiliki Lyons permukaan, atau untuk menyebarkan simbolisme kompleks, atau untuk mime geometri fraktal. Fakta bahwa mereka signifikan tidak berarti bahwa mereka menetapkan ukuran untuk arsitektur apa yang harus terlihat seperti. Ini bukan soal penampilan, apa yang terjadi adalah proses abstraksi di mana apa yang menjadi ciri khas mereka - dan selalu akan menjadi interaksi yang ketat arsitektur dan budaya, satu menyertakan yang lain - diperbolehkan untuk menetapkan kerangka di mana Definisi arsitektur sendiri dapat terus berkembang.
Menegaskan keberadaan budaya - dengan mencatat ineliminability masyarakat, sementara memungkinkan keduanya memiliki status yang kompleks dan diperebutkan - memungkinkan arsitektur akan dibuka di luar pengurangan apapun.  Jadilah bahwa pengurangan dengan hanya ekonomi atau semata-mata budaya, tak usah mengatakan bahwa posisi seperti niscaya contestable. Selain itu, ini contestability melekat dapat menyebabkan penolakan dari interaksi budaya dan oleh karena itu dalam membela tentang saling ketergantungan antara swasta dan ekonomi. Kemenangan salah satu dari yang lain mengungkapkan suatu kebenaran penting.  Yakni, bahwa kehadiran konflik - yang terus tak terhindarkan dari contestability - adalah langkah pertama dalam argumen untuk budaya sifat inheren dari arsitektur.

Ompu Monang Napitupulu ingin Sederhanakan Budaya Batak

IKHTISAR
            Parbato atau Pertungkoan Batak Toba, sebuah organisasi kesukuan yang diketuai oleh Ompu Monang Napitupulu yang berdiri sejak 1997, membombardirkan dengan iklan-iklan yang mengajak masyarakat Batak Toba di mana pun berada untuk mengusir perusahaan yang merusak lingkungan Bona Pasogit. Lingkungan Bona Pagosit ini merupakan bahasa sub-etnik Batak Toba untuk menyebutkan daerah tempat tinggal masyarakat di sekitar Danau Toba, Sumatera Utara.           Dengan penuh semangat berapi-api, Ompu Monang menyampaikan betapa pentingnya tiap etnik di Indonesia punya kesadaran diri untuk menggalang solidaritas kecil yang akhirnya berguna untuk solidaritas Indonesia. Sedangkan sub-etnis Batak lainnya adalah Batak Angkola, Batak Mandailing, Btak Simalungun, Batak Pakpak, dan Batak Karo. Namun sebenarnya orang Batak memiliki stereotip umum berupa orang Batak ceplas-ceplos, berwatak keras, senang sekali menyanyi dan berwajah khas dengan dagu persegi.
            Orang Batak memiliki beberapa sisi positif dari segi budaya, yaitu sifat kekeluargaannya yang sangat hangat dan tingkat pendidikan  yang sama rata karena pendidikan yang menjadi tanggung jawab bersama. Sedangkan dari sisi negatif kekerabatannya adalah penghamburan uang dan waktu. Seperti pada upacara perkawinan, orang Batak biasanya menjadikan acara tersebut sebagai ajang meningkatkan kegengsian dari jumlah kain ulos yang didapat dan pemberian nasehat yang memakan waktu yang cukup lama. Untuk itulah Ompu Monang berkeinginan untuk menyederhanakan budaya Batak ini.  

ANALISIS
>> Unsur-unsur dan wujud-wujud kebudayaan.
Unsur
Idiil
Aktivitas
Fisik
Bahasa
Mempermudah komunikasi dan penyampain informasi
Dengan memasang iklan-iklan diberbagai surat kabar.
Iklan-iklan di surat kabar
Sistem Teknologi
Tidak di temukan dalam bacaan
Tidak di temukan dalam bacaan
Tidak di temukan dalam bacaan
Sistem Ekonomi
Melakukan tindakan pemborosan
-Pernikahan yang dilakukan dengan penuh kemegahan sehingga menghabiskan banyak uang
-Penghamburan uang untuk membeli kain ulos sebagai hadiah

Kain ulos dalam jumlah banyak dan makam yang megah
Organisasi Sosial
Membentuk suatu perkumpulan yang satu tujuan dengan sistem pengkoordinasian yang terstruktur  
-Mengkritik ataupun melakukan suatu perubahan dalam kesukuan dengan jalan memasang iklan-iklan
-Parbato sebagai organisasi kesukuan

Sistem Pengetahuan
Membuat orang menjadi lebih maju dalam pola pikirnya
Menyekolahkan anak-anak yatim piatu Batak agar tidak buta huruf dan pandai
-Dokter-dokter yang dari suku Batak
-Orang-orang Batak tidak ada yang buta huruf
Kesenian
-Melestarikan tradisi yang telah menjadi ciri khas Batak
-Menciptakan suatu karya seni
-    -Perkawinan masyarakat yang penuh dengan atuaran seperti adanya nasehat dan beberapa hadiah yang merupakan khas mereka.
-    -Pembuatan kain ulos yang dibuat dengan tenunan tangan
-Suami istri dari pernikahan orang Batak
-Kain ulos
Sistem Religi
Tidak di temukan dalam bacaan
Tidak di temukan dalam bacaan
Tidak di temukan dalam bacaan
>>Gerak kebudayaan
            Gerak budaya yang terdapat dalam bacaan diatas berupa gerakan tetap mempertahankan jatidiri budayanya untuk mewujudkan diversitas kebudayaan . Gerakan ini berupa ide Ompu Monang yang ingin menyederhanakan budaya Batak yang terkesan menghamburkan banyak uang pada saat pernikahan adat dan Pembuktikan yang dilakukannya adalah pada acara pernikahan putrinya yang terkesan sederhana tetapi tidak meningggalkan budaya Batak yang sesungguhnya.

Kehidupan Suku Dayak dan Modang Dewasa ini Inventarisasi Sebuah Proses Kemiskinan

Oleh : Franky Raden
IKTISAR
Bulan Maret menjadi saksi keberangkatan saya menuju daerah pedalaman Kalimantan Timur yang merupakan tempat bermukimnya suku Dayak. Tujuan awal dari expedisi saya ini adalah melongok dan mempelajari bentuk-bentuk kesenian mereka. Akan tetapi tujuan ini mengalami berubah arah setelah melihat kondisi sebenarnya selama 5 bulan terakhir.
Daerah pemukiman suku Dayak Kenyah dan Modang yang terletak di wilayah Kecamatan Ancalong, Kabupaten Kutai dengan Kota Tenggarong terutama menjadi sorotan saya. Daerah-daerah ini banyak menjadi penurunan nilai-nilai budaya, kesenian, agama, kbersamaan dan sistem ekonomi karena pengaruh budaya dari luar pulau yang terkesan lebih berpendidikan. Hal ini membuat masyarakat mulai meninggalkan tradisi-tradisi yang ada dan beralih ke budaya barat. Pada saat budaya barat masuk, mereka seperti kehilangan arah dan mulai menyadari mereka menuju kearah pemiskinan . Mereka merasa tidak mampu membeli alat elektronik seperti radio, tape maupun alat-alat lainnya yang awalnya bukanlah kebutuhan pokok mereka. Hal ini membuat mereka harus mengemis kepada para turis yang memegang kuasa penuh. Seperti hutan-hutan yang merupakan tempat pencaharian nafkah hidup mendadak dikunci oleh penguasa hutan-hutan tersebut. Miris memang melihat orang daerah sendiri harus mengais rejeki di kandang sendiri dengan mengemis kepada orang luar.
Hal ini seperti didaerah Nias dan Bali yang harus menjual budayanya agar dapat meneruskan hidup. Memang Indonesia baru merdeka, baru 34 tahun. Akan tetapi, kesan kemerdekaan yang terlalu terburu-buru dan kesalahan sistem dari pemerintah. Sekarang masalahnya adalah membawa dan memanfaatkan dan semua posisi dan kemungkinan itu untuk kepentingan Negara dan 140 juta manusia Indonesia.

ANALISIS
>> Unsur-unsur dan wujud-wujud kebudayaannya.
Unsur Idiil Aktivitas Fisik
1. Bahasa
Mempermudah penyampaian informasi
Penulis datang ketempat penelitian yang melakukan secara langsung dan terjadilah komunikasi
Penulis juga menulis kejadian yang terjadi.
Tulisan ataupun esai
2. Sistem teknologi
Mempermudah kerja manusia
-melakukan lalu lintas antar kota
-mendengarkan kaset
-Kapal, radio, tape, kaset, mesin jahit dan barang-barang lainnya.
3. Sistem ekonomi
Meningkatkan/menurunkan taraf hidup masyarakat
-melakukan penjualan dan pembelian hasil pertanian
-menawarkan barang-barang penduduk sehari-hari
-adanya warung-warung dimiliki oleh suku pendatang
-uang
-alat-alat kebutuhan sehari-hari
4. Organisasi sosial
Menyatukan sekumpulan orang yang berpikir satu tujuan
Melakukan tindakan pengawasan terhadap pemerintah
Lembaga sosial desa dan Balai pengobatan
5. Sistem pengetahuan
Membuat orang menjadi berpikirnya lebih maju
Melaksanakan kegiatan belajar mengajar
Sekolah-sekolah
6. Kesenian
Memberikan ciri khas setiap daerah dan melestarikan budayanya.
Melakukan kegiatan berladang
Ladang-ladang
7. Sistem religi
Kepercayaan kepada Tuhan Yang MahaEsa
Beribadah
-Kristen
-Animisme (kepercayaan kepada roh-roh)

>>Gerakan Kebudayaan
Gerakan yang dilakukan berupa gerakan melakukan pembauran atau asimilasi untuk mewujudkan integrasi kebudayaan. Gerakan ini dilakukan dengan bercampurnya budaya luar yang nerpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup masyarakat Dayak walaupun pembauran budaya ini lebih terkesan kearah negatif.

Budaya Beripat Beregong di Belitung

Asal Usul Beripat-Beregong
Menurut cerita yang berkembang secara turun temurun, asal mula beripat - beregong bermula dari sebuah kelaka'--sebutan masyarakat Belitung untuk sebuah kampung kecil yang jauh di tengah hutan dan umumnya terletak tak jauhdari ume (huma, dalam bahasa Indonesia, red.) masyarakat. Keleka' tersebut dikenal dengan nama Keleka'Gelanggang (sekarang Desa Mentigi).
Dikisahkan, pada zaman dahulu, di Keleka' Gelanggang tinggallah seorang gadis. Pada zamannya ia bisa dikatakan yang tercantik. Kecantikan si gadis itu telah membuat para pemuda baik dari Keleka' Gelanggang, maupun keleka' lain sekitarnya, untuk mempersuntingnya sebagai isteri.Namun, lantaran banyaknya lamaran datang, orang tua si gadis kesulitan memutuskan siapa pemuda yang patutditerimanya sebagai menantu. Selain itu, orang tua si gadis tahu bahwa sebagian besar pelamar itu memiliki ilmu tinggi.Misalnya, hanya dengan menunjuk saja, burung yang beterbangan akan jatuh. Atau pohon yang ditampar bisa langsung meranggas dan sebagainya. Karena itulah, selain sulit menerima, orang tua si gadis juga kesulitan untuk menolaknya.
Dalam kebingungan, akhirnya, orang tua si gadis itu pun menemukan jawaban. Ia tidak akan menolak atau menerima satu pun dari lamaran tersebut. Ia baru akan menerima lamaran tersebut dengan satu syarat. Yaitu: yang berhak mendapatkan anaknya adalah yang memenangkan undian dimana undiannya ditetapkan sendiri oleh si peminang,
tanpa campur tangannya. Diberi syarat demikian, akhirnya, para peminang setuju. Mereka sepakat untuk melakukan permainan pukul-pukulan dengan rotan, mengadu ilmu masing-masing. Siapa yang kena di bagian punggungnya dinyatakan kalah. Tapi, jika keduanya sama-sama terkena pukulan, yang keluar sebagai pemenang adalah yang menerima pukulan paling sedikit. Mereka juga sepakat menentukan hari permainan. Hari yang disepakati itupun tiba. Hari itu para peminang berkumpul di satu gelanggang yang telah disediakan, siap memainkan adu pukul-pukulan dengan rotan. Sementara itu, baik penduduk Keleka' Gelanggang maupun dari keleka' sekitarnya, berduyun-duyun datang ke gelanggang untuk menyaksikan adu sakti tersebut. Sebagai pengiring dipukul gong, kelinang, tawak-tawak, gendang dan ditiuplah serunai. Seiring bunyi-bunyian tersebut, jago-jago tadi pun mulai ngigal (menari berputar-putar, red.) sambil berseru: “Ini die no'ri Tembab, cube pute (nah, ini dia dari keleka ketembab, coba lawan). Seruan itu, sambil ngigal, disambut jago lain,dengan berseru: “Ini no' ri Balai Ulu, nda' nulak pasang.” Sementara yang lain berseru pula, “Ni buntake no' ri Nandong,
dirit bangkai-e.” (Ini dari Keleka' Nandong, diseret bangkainya, tidak akan mundur). Dan lain-lain seruan yang menandakan keberanian menghadapi siapa saja. Pendek kata, diseling suara alat musik, terjadi perang seruan antara para jago tadi. Sementara itu jago-jago lain memperhatikan untuk mencari pasangan beripatnya dan bila telah ada yang menyetujui,
masuklah ia ke gelanggang tempat ngigal tadi, sambil menepuk bahu pengigal tadi sambil berkata: “Kiape re?!” (gimana saudara?). Seruan itu akan dijawab pengigal -musuh- dengan jawaban: “Tulai!” (Jadi!).
Menurut ceritanya dalam pertandingan tersebut, karena sebagian peserta adalah orang-orang berilmu tinggi dan sama-sama tidak terkalahkan, tidak seorang pun yang kalah maupun menang. Demikianlah dongeng ringkas tentang beregong/beripat.
Atraksi budaya beregong/beripat, saat ini sudah jarang dimainkan. Terakhir atraksi budaya digelar pada acara Maras Tahun , 2003 silam, si Kecamatan Selat Nasik.
Namun, untuk menggelarnya tidak mudah, karena harus dimainkan dengan pendukung lengkap. Dimulai dari selamatan, pembangunan rumah tinggi (balai peregongan) setinggi 6-7 meter yang diberi tangga buat para penabuh naik untuk memainkan alat musik pukul, seperti: dua buah gong besar, satu buah tawak-tawak, delapan buah kelinang,
dua buah gendang panang, serta sebuah serunai. Untuk menaikkan alat-alat musik ini ke balai peregongan harus dipimpin seorang dukun atau ahli waris pemilik gong. Permainan beregong/beripat ini dipimpin seorang dukun/dukun kampung dibantu seorang juru pisah dan pencatat. Permainan ini diselenggarakan pada malam hari. Setelah gong dibunyikan ramailah pemain menari-nari (ngigal) sambilberseru-seru seperti seruan peminang putri cantik yang menjadi pemicu adanya permainan ini di zaman dulu. Jika seorang telah mendapat lawan, mereka berdua pergi ke tempat dukun, lalu petugas menanyakan apakah sudah kenal
sebelumnya dan lain-lain. Ada juga syarat, bahwa jago yang bertanding tidak boleh datang dari kampung yang sejalan.
Setelah dukun tidak keberatan, begitu juga pembantunya, keduanya membuka baju mereka dan harus terlepas dari pinggang ke atas. Untuk melindungi kepala dan telinga, bagian kepala ditutup dengan sehelai kain. Sementara tangan kiri dikebat (bungkus, red.) guna menangkis pukulan lawan, juga menggunakan kain sampai sebatas lutut. Sebelum dimulai dukun pun akan memberi tahu peraturan yang harus ditaati, semisal: tidak boleh menyerang dengan mengecoh (menyeruduk), harus saling serang dan tidak menyerang bagian kepala ataupun bagian pinggang ke bawah. Pukulan yang dianggap sah adalah yang kena bagian belakang. Sebelum pertandingan dimulai kedua rotan pemain diperiksa dan diukur sama panjang, kemudian digosok dengan air jampi-jampi (dimanterai) yang sudah disediakan sebelumnya. Konon kabarnya, air jampi ini berkhasiat untuk menahan sakit meskipun kena pukulan berbekas besar (bintor, istilah setempat, red.) tapi baru terasa sakitnya setelah sampai di rumah.
Setelah rotan diberi air jampi, semuanya bersiap-siap. Kedua pemain pun masuk ke gelanggang diiringi tempik sorak
penonton. Semua pengigal yang ada di arena pun harus meninggalkan arena. Kedua orang ini saling berhadapan-hadapan, membuat gaya yang cukup menarik dalam memukul maupun menagkis. Padahal pertandingan sama sekali belum dimulai. Sekejap kemudian pertandingan pun siap dimulai. Kedua jago bersalaman lebih dulu, sambil mengucapkan kata: “Kite ne cuma main, ndak ade dendam udanya.” Dan, sang lawan pun akan menjawabnya dengan ucapan: “Silekan sidak ngempok dulu'”. Setelah itu pertandingan pun dimulai. Kedua jago saling serang, memukul dan menangkis. Suara besutan rotan pun seakan memecah kesunyian malam ditingkahi tempik sorak penonton yang mendukung jagonya masing-masing.
Setelah pertandingan berjalan cukup lama, juru pisah turun ke gelanggang, menghentikan pertandingan. Kedua jago pun dibawa ke hadapan dukun. Karena, biasanya, para petarung ini adalah juara di keleka'-nya, jarang ada yang terluka parah. Cuma, kalau bukan ahlinya, jangan berani-berani mencoba.
Beripat ini merupakan sejenis permainan ketangkasan dengan menggunakan rotan sebagai alat pemukul. masing-masing pemain mengandalkan keahlian menangkis dan memukul punggung lawan. Untuk menentukan pemenangnya dilihat dari masing-masing punggung pemain yang luka paling sedikit akibat sabetan rotan. Permainan ini berakhir tanpa menimbulkan dendam diantara sesama pemain. biasanya sebelum permainan ini dimulai, setiap pemain harus menari yang disebut "Nigal" yaitu untuk mencari lawan tanding. Musik pengiringnya dimeriahkan bunyi-bunyian yang terdiri dari musik pukul berupa "kelinang" (gamelan dan gong) serta "serunai" (alat tiup). musik tersebut dimainkan atas sebuah bangunan yang tingginya mencapai 5-6 meter yang di sebut "Balai Peregongan."